Di daerah Serang, seperti di daerah tempat saya tinggal, rabeg sungguh menjadi masakan yang sangat populer, Â dan rabeg seolah menjadi makanan wajib ada pada pesta-pesta besar, seperti pernikahan, khitanan, hari-hari besar seperti perayaan maulid, idul fitri dan sebagainya.
Biasanya jika ada acara riungan hari besar; masakan ini menjadi incaran para tamu bapak-bapak riungan, sebagai isi berkat untuk dibawa pulang. Begitu juga dengan isi menu antrean prasmanan saat pesta. Pasti mata ini mengintip dan melirik akan keberadaan "si rabeg" Â dan termasuk saya pribadi juga demikian.
Terlebih lagi pihak dapur, karena Serang merupakan daerah yang masih kuat dengan budaya rewang, ibu-ibu di dapur yang memasak pasti mempersiapkan bumbu rabeg, dan siap mengolahnya.
Berbahan  Jeroan Kambing
Bahan utama rabeg adalah kambing. Meski bisa diganti dengan daging lain tidak masalah, namun, masyarakat Serang terlebih kabupaten Serang, Â rabeg identik menggunakan daging kambing.
Untuk membuat rabeg tidak selalu menggunakan dagingnya tapi lebih kepada daging bercampur jeroan seperti usus, hati, limpa, babat dan lain sebagainya.
Selain berani rempah, ada bagian yang unik dari rabeg adalah: Â usus kambing yang panjang, setelah dibersihkan maka, petugas masak akan mengkepang usus agar menjadi rapi dan berbentuk. Seperti rambut dikepang. Rapi dan berbentuk.
Rabeg dengan Cita Rasa Masing-masing
Seiring berjalannya waktu, setiap daerah di Banten memiliki ciri khas rabegnya masing-masing.  Misalnya, di Kabupaten Serang, rabeg  masih dikenal dengan jeroan dan daging kambing. Sementara di  kota Serang dan sekitarnya, rabeg dikenal dengan rabeg daging sapi, sedangkan di Kota Cilegon, konon rabegnya menggunakan daging sapi dengan bumbu  berwarna merah karena lebih banyak campuran cabai merah.Â
Sedangkan di daerah saya, rabeg masih dengan jeroan  kambing dan berkuah cokelat. Namun meski demikian, bumbu rabeg masih tetap sesuai khasnya yaitu bumbu berani rempah.
Resep, Bahan dan Cara Masak RabegÂ