Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perpustakaan Mini dan Budaya Membaca Sejak Dini

21 Juli 2022   16:42 Diperbarui: 21 Juli 2022   17:16 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema Kamis menulis pertanggal 21, Juli 2022.

Keren ya fotonya, saya sedang berpose, berdiri dengan tangan kanan diangkat menunjuk lambang  L literasi. Jepretan ini  diambil di depan gedung Perpistakaan Nasional, Jakarta Pusat. 

Untuk sampai ke Perpusnas saya cukup naik  kereta api Komuter Line  dari Stasiun Manggarai, (tempat tinggal selama di Jakarta  ) menuju Stasiun Cikini,   setelah itu tinggal jalan kaki untuk menuju Perpusnas, eh tapi lebih cepat pake bajai atau Taxi Ding hehe. 

Saya memang jarang  ke Perpusnas karena ketersediaan buku baca ditempat saya tinggal lumayan banyak.

Perpustakaan. Pertama kali saya mengenal perpustakaan adalah saat saya berusia 10 tahun, perpustakaan yang saya datangi saat itu adalah Perpus SD di mana saya sekolah, atas contoh teladan orang tua, saya akhirnya suka membaca diusia relatif dini.

Berbicara tentang perpustakaan, mengingatkan saya akan sebuah kisah atau pengalaman, Jika dijadikan tulisan khusus mungkin saya akan gunakan judul 

 "Perpustakaan Ku Sayang, Perpustakaan ku Malang" .  Jaman saya kecil belum dikenal istilah TBM ( Taman bacaan Masyarakat).

Berawal dari stimulus dari Abah saya suka membaca,  dan suka berkunjung ke perpustakaan sekolah, dan difasilitasi oleh Kaka tertua saya yang  ber kuliah di IAIN Sunan gunung jati Bandung, setiap kali pulang beliau selalu membawa buku yang banyak dan disimpan rapi dalam sebuah lemari bufet. 

Saya sering sekali membuka lemari buku tersebut dan membaca buku yang sekiranya mudah saya fahami, hingga suatu hari saya menghadap kaka, saat ia mudik dan meminta izin.

"aa, itu lemarinya banyak banget buku, boleh ga Ovi baca ?" Tanya saya pada Kaka sulung, takut-takut saya minta izin hawatir dilarang hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun