Mohon tunggu...
Mawardi Nurullah
Mawardi Nurullah Mohon Tunggu... Dosen - Salam Literasi

Subscribe My Youtube Channel : https://www.youtube.com/channel/UC7Mmattkllu9TYj-mwSZYkw

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Benarkah Kompetensi Menghafal Tidak lagi Dibutuhkan oleh Guru dan Dosen?

22 Maret 2022   07:52 Diperbarui: 24 Maret 2022   18:52 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenaga pengajar maupun pendidik harus mampu mengelola pembelajaran agar peserta didik memiliki kemampuan menalar, mengingat, dan menghafal (Sumber Foto: Iqwan Alif dari Pexels) 

Kemampuan semacam ini akan meningkatkan critical thinking dalam pembelajaran, efisiensi waktu serta dapat memperoleh informasi yang lebih luas. Ingat kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi dan data yang baik dapat mengarahkan mereka ke arah dan tujuan hidupnya di masa depan nanti. 

Pembelajaran yang menitikberatkan pada daya ingat (memory type of learning) ini dapat ditemukan pada metode menghafal.

Sejenak mari kita merawat ingatan kita kembali apakah metode menghafal yang diterapkan oleh para guru-guru kita masih relevan hingga sekarang, sehingga masih layakkah kita kembali menggunakan metode menghafal dalam pembelajaran.

Menurut Ballard, Briged dan Clanchy, John metode hafalan bertujuan untuk pembenaran atau menyebutkan kembali materi dan untuk memperkuat ingatan kita.

Lantas bagaimana mungkin kita dapat mengejawantahkan sesuatu bila daya ingat kita rendah terhadap materi yang diberikan, bila tidak hafal lalu bagaimana seseorang tersebut bisa memahami sesuatu hal itu dengan baik dan benar.

The Liang Gie dalam bukunya Cara belajar Yang Efisien (1988), menyebutkan bahwa metode menghafal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Menghafal dengan melalui pandangan mata saja
  2. Menghafal terutama dengan melalui pendengaran
  3. Menghafal dengan melalui gerak gerik tangan.

Menurut Maria Elita (2018) kelebihan metode menghafal adalah dapat menumbuhkan literasi minat baca siswa, informasi dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidak akan mudah hilang karena sudah dihafalnya.

Pun peserta didik mempunyai peluang untuk mengembangkan dalam komunikasi publik, mempunyai mental dan rasa percaya diri yang tinggi serta metode menghafal ialah metode yang paling sederhana dan mudah dalam pembelajaran maupun disiplin ilmu lainnya.

Adapun kekurangan dari metode hafalan ini ialah timbulnya penyakit verbalisme, yakni para peserta didik mereka mengenal istilah, pengertian, rumus dan lain lain akan tetapi mereka kurang dalam memahami kontekstual dalam substansi materi yang diajarkan oleh para pendidik. 

Semisal antara lain peserta didik terkendala dalam menuangkan ide serta gagasan lantaran daya imajinasi yang tidak berkembang, karena tidak didukung oleh keberanian berargumentasi dan dialog sehingga pemahaman yang dipahaminya menjadi keraguan dalam nalar berfikir. 

Namun dalam beberapa jurnal penelitian pengaruh model pembelajaran memori terhadap hasil belajar menunjukkan pengaruh sebesar 34,85% terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun