Mohon tunggu...
Mawardi Dewantara
Mawardi Dewantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat

mahasiswa dengan hobi menulis dan olahraga. selaras dengan slogan "men sana in corpore sano"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tuhan Punya Selera

26 Desember 2023   15:08 Diperbarui: 26 Desember 2023   15:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbersit dalam pikiranku sekarang, bahwa hidup mungkin membutuhkan orang lain dalam urusan fisik. Tapi hal yang lebih dalam dari itu, hanya Tuhan yang mempu membantu dan mengerti. Kini aku mulai mengerti kenapa Tuhan memerintahkan manusia untuk melakukan sholat Lima waktu, tak lain adalah cara kita berkomunikasi dengan tuhan dalam segala hal yang ada dalam pikiran dan perasaan.

Walaupun sampai sekarang Tuhan tidak pernah menjawab doaku dengan jawaban langsung. Seperti halnya komunikasi antar manusia pada umumnya. ada yang bertanya dan ada yang menjawab. Tapi bukan Tuhan jika polanya sama seperti manusia. Tuhan punya cara yang lebih istimewa untuk menjawab. Lebih istimewa dari sepasang angsa yang saling bertukar perasaan cinta di tepian sungai, ataupun ungkapan perasaan cinta Romeo dan Juliet melalui sebilah pisau yang tertusuk tepat di jantung mereka.

Tuhan menjawab segala pertanuyaan dengan hal yang lebih agung. Ia menjawabnya dengan sebuah skenario besar yang melibatkan alam semsta dan seisinya. Melalui rangkaian peristiwa yang membawa hikmah bagi siapa saja yang merenunginya. 

Mungkin apa yang terjadi sekarang merupakan jawaban tuhan dari pertanyaanku di masa lalu tentang apa itu dewasa, dan bagaimana mencapainya? sekarang Tuhan menjawabnya dengan luar biasa. Ia menjawabnya di waktu yang cukup tepat. Dimana aku sudah siap menerima jawabannya. Agar kelak tidak terjadi kesalahpahaman. Tuhan memang istimewa. Kalau Gudang Garam punya jargon "Pria Punya Selera", kini aku juga menemukan jargon istimewa untuk-Nya "Tuhan Punya Selera".

Tahukah para pembaca yang budiman, sebenarnya aku tak tahu bagaimana akhir tulisan ini. Tapi kini, seakan Tuhan mendekteku, Menjawab pertanyaan yang kubuat di paragraf awal. Apa mungkin beginilah cara para sastrawan berkomunikasi dengan Tuhan? Melalui sebuah tulisan yang sebenarnya tidak diketahui apa dan bagaimana ujungnya. 

Sekarang, ingin ku akhiri tulisan ini dengan konklusi bahwa manusia adalah makhluk sosial di ranah fisik, tapi individual dalam hal metafisik. Semua yang berkaitan dengan metafisik hanya bisa diselesaikan dengan cara yang metafisik pula. Semoga Tuhan juga memberikan jawaban dari setiap pertanyaan kta, tentunya dengan cara yang tak akan kita lupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun