Mangunsari, Gunungpati (25/7). Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia di awal tahun 2020, pemerintah sudah berusaha melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penyebaran virus, termasuk salah satunya yaitu menetapkan pembatasan kegiatan di luar rumah. Pada awalnya kebijakan ini disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan sekarang lebih kita kenal dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Adanya kebijakan ini tentunya sangat berpengaruh pada setiap kegiatan kita di luar rumah dan tentu saja akan mendatangkan masalah baru utamanya bagi orang tua yang harus mengasuh sekaligus mendidik anak – anaknya di rumah. Tak jarang, banyak juga orang tua yang terpaksa bekerja di rumah sambil mengurus anak mereka, sehingga seringkali hal ini memunculkan perasaan cemas, stres dan depresi. Bahkan pada kasus yang lebih serius, orang tua dapat melakukan hal-hal di luar logika kepada anak, seperti contohnya melakukan kekerasan.
Nah mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebab utamanya adalah karena kurangnya pemahaman orang tua tentang pengasuhan positif di masa pandemi. Oleh karena itu, Mawar Widuri yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Undip Tahun 2021 memberikan solusi dan materi tentang “Cara Menjadi Orang Tua Hebat Selama #DiRumahAja” dan “Latihan Pernapasan 4-7-8 untuk Mengurangi Stress Selama Pandemi Covid-19”.
Program kerja ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga RT 02/RW 04 Kelurahan Mangunsari agar dapat menerapkan prinsip – prinsip pengasuhan positif kepada anaknya selama pembelajaran daring. Program ini dilaksanakan karena orang tua seringkali merasakan stress dan cemas dengan kondisi pembelajaran anak – anak mereka.
Dalam pelaksanaannya, program ini disusun secara mandiri di bawah bimbingan Ibu Rosa Amalia, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Sosialisasi “Cara Menjadi Orang Tua Hebat Selama #DiRumahAja” dilakukan secara offline di wilayah RT 02/RW 04 Kelurahan Mangunsari, Gunungpati dan dihadiri oleh kelompok ibu – ibu PKK.
“Tanpa kita sadari, anak seringkali merasa bosan dan lelah saat harus sekolah di depan gadget. Jika terus dibiarkan hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar anak. Apalagi jika pola asuh yang diterapkan orang tua salah, anak menjadi tidak percaya diri dan cenderung tidak aktif ketika belajar. Nah, oleh karena itu pengasuhan positif sangat penting diterapkan oleh orang tua terutama saat pandemi seperti ini. Dengan pengasuhan positif, kita dapat menerapkan pola asuh yang penuh kasih sayang, saling menghargai dan tercipta hubungan yang hangat antara orang tua dan anak,” jelas Mawar saat penyampaian materi (25/7).
Namun perlu disadari juga, memberi motivasi dan mengasuh anak selama pandemi memang tidak mudah. Tiap orang tua pasti memiliki tantangannya masing-masing dan tak jarang akan muncul perasaan cemas, khawatir, dan stress pada orang tua.
Mawar juga memberikan solusi bagaimana cara mengelola dan mengurangi stress yang muncul karena pandemi. Salah satunya dengan cara sederhana yaitu latihan pernapasan 4-7-8. Pada latihan pernapasan 4-7-8 ini, warga diajarkan untuk bernapas dengan dengan otot perut/diafragma. Caranya 4 detik tarik napas, 7 detik tahan napas, dan 8 detik hembuskan napas. Dengan latihan pernapasan ini, udara yang masuk akan lebih besar dan dapat mengoptimalkan fungsi paru – paru. Tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi stress saja, latihan pernapasan ini juga dapat dilakukan pada penyintas Covid-19.
Melalui kedua program ini, diharapkan masyarakat tidak hanya peduli dengan kesehatan fisik saja, tetapi kesehatan mental juga sangat perlu diperhatikan. Kenapa sangat perlu? Karena untuk menciptakan fisik yang kuat, harus didasari dengan jiwa dan mental yang sehat.
Penulis : Mawar Widuri Cantikasari _ Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro 2018
DPL : Rosa Amalia, S.Pi., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H