Bermain burung merpatiÂ
Mainan kok benda hidup, kenapa tidak. Burung merpati (Columba livia) salah satunya. Seperti diketahui bersama, merpati atau burung dara apapun jenisnya memiliki daya ingat (intelegensia) yang tinggi.Â
Burung jenis ini bukan saja cantik dengan beragam warna bulunya namun juga mudah homing (Jawa = pomah). Dengan sifatnya itu menjadikan anak-anak tak terkecuali orang dewasa menyukainya.Â
Pada saat cuaca cerah bersahabat, di areal bekas persawahan, lapangan atau di salah satu gang sepi pemukiman warga, anak-anak tak jarang beradu ketangkasan (kecepatan) burung merpati.Â
Salah satu anak melepas merpati yang diadu, sementara anak yang lain berjaga-jaga di sangkar dengan mengepak-ngepakkan sayap merpati betina yang menjadi pasangannya.Â
Dengan jarak tertentu (100 meteran), merpati yang terbang lebih cepat dan sampai duluan di sangkarnya atau bertengger di badan merpati betina, itulah yang menang.Â
Tak sekadar beradu kecepatan yang menimbulkan sensasi dan kehepian tersendiri, bermain merpati merupakan satu paket dengan upaya memeliharanya. Sebab itu dengan menjadikan merpati sebagai mainan setidaknya melatih anak membuatkan sangkar (Jawa = pagupon) nya.Â
Tak hanya membuatkan sangkar tapi juga rajin memberikan makanan dan membersihkan kotorannya. Rajin melatihnya agar cepat homing, dawali dengan mengadu terbang jarak-jarak dekat dulu, kalau sudah bisa baru mengadu terbang jarak jauh.Â
Bermain merpati tak sekadar menjadikan hati anak-anak itu menjadi hepi tapi juga belajar mencintai sesama makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H