Singkat kata, untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah presentasi bisa dilihat dari peserta (audien) yang paling terbelakang.Â
Sebagai contoh, bila sasaran presentasi (audien) nya merupakan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (napi/narapidana) yang tingkat pendidikannya beragam mulai dari yang nggak pernah sekolah sama sekali sampai yang berpendidikan tinggi.Â
Kalau audiennya napi yang nggak pernah sekolah sama sekali itu akhirnya bisa memahami (mengerti) materi yang disampaikan berarti acara presentasi bisa dikatakan berhasil.Â
Apalagi bila materi yang dipresentasikan mampu mengubah perilaku para napi tersebut ke arah yang lebih baik maka presentasi yang dilakukan dinilai lebih berhasil lagi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H