Bahkan daerah yang masuk di pedalamanpun kini sudah mulai tersentuh teknologi internet. Melalui saluran internet, beragam informasi, gambar dan tayangan (video) yang beradegan syuur bisa diakses dengan mudahnya.Â
Anak-anak, remaja, dewasa dan tua bangka sekalipun kini asyik dan disibukkan dengan smartphone lengkap dengan saluran internetnya.Â
Melihat tayangan yang syukur tadi tentu saja akan meningkatkan hasrat seksual mereka. Nafsu atau hasrat seksual yang menggebu-gebu dan meledak-ledak yang tidak dibarengi dengan benteng diri untuk mengendalikannya atau "tempat menyalurkan hasrat" (baca pasangan yang sah) tak pelak akan memicu seseorang berpotensi melakukan pelecehan seksual.Â
Belakangan tersiar kabar ada anak seorang anggota DPRD di Kota Bekasi (Jawa Barat) yang nekat berbuat bejat dengan melakukan perkosaan fisik perempuan di bawah umur.Â
Belum lama berselang, beredar kabar ada seorang pemuda yang tanpa rasa takut membongkar kuburan yang di dalamnya terdapat jenazah perempuan yang sudah pantas disebut nenek. Anehnya, setelah membongkar kuburan, sang pemuda tadi malah menyetubuhi jenazah sang nenek yang sudah tak bernyawa lagi itu.Â
Lidah memang tak bertulang. Ngomong doang apa susahnya karena ngomong itu mudah, semudah membalikkan telapak tangan.Â
Agama Islam mengajarkan bahwa untuk meredam (mengendalikan) nafsu seksual bisa dengan berpuasa. Dengan menjalankan ibadah puasa secara ihlas dan tawadhu melatih seseorang (muslim) menjadi sabar dalam mengelola nafsunya tak terkecuali nafsu seksualnya. Â
Bagi para pemuda yang sudah cukup umur dan mampu serta sudah ada perempuan idaman (jodoh) ya segera saja melangsungkan pernikahan. Karena dengan menikah akan menyempurnakan separuh agama (Islam) yang dipeluknya dan sekaligus melindungi kemaluan dari perbuatan zina dan maksiat.Â
Sebagai kaum hawa, berbusanalah yang sopan yang sekiranya tidak mengundang libido (hasrat biologis) kaum lelaki yang memandangnya. Bila seorang muslimah, tutuplah aurat dengan busana muslim meski pakaian tadi sederhana.Â
Para predator seksual zaman now kadang tak pandang bulu. Lha wong perempuan di bawah umur atau nenek-nenek peot saja disikat. Bagi para perempuan, terutama yang pulang sendirian setelah beraktivitas pada malam hari maka tak ada salahnya membekali diri dengan ilmu bela diri.Â
Dalam kondisi yang sangat terpaksa dan menuntut keberanian, tendang saja atau remas sekuat tenaga bagian Mr. P si pelaku pelecehan seksual. Atau bila tidak bisa bela diri, coba bawa saja alat kejut (stun gun) bervoltase tinggi. Setidaknya membantu melumpuhkan hasrat seksual sang pemerkosa.Â