Peribahasa dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa JawaÂ
Yang namanya kalimat "peribahasa" tak jarang digunakan dalam pemakaian Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa sehari-hari, apakah itu secara lisan (percakapan) atau tulisan (bacaan).Â
Peribahasa merupakan kalimat bermakna kias (kiasan) yang menggambarkan maksud tertentu, nasehat dan prinsip hidup.Â
Berikut ini beberapa contoh peribahasa dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa yang menggunakan kata anjing atau asu dalam Bahasa Jawa.Â
Seperti kita ketahui bersama, anjing merupakan hewan yang suka menyalak atau menggonggong dan hal itu secara psikis menimbulkan rasa takut tersendiri bagi orang-orang yang berada di dekatnya walaupun adapula anjing yang penurut dan jinak seperti jenis anjing pomenarian dan beraneka jenis anjing kesayangan (jinak) lainnya.Â
Seperti karakter aslinya, hewan anjing dalam peribahasa memang cocok untuk menggambarkan sosok yang berwatak atau berperilaku kurang baik seperti temperamental, sombong, licik, serakah dan tidak berbudi pekerti.Â
Berikut ini contoh peribahasa dalam Bahasa Indonesia yang menggunakan kata anjing
Anjing menggonggong, kafilah berlalu atau biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu yang kurang lebih artinya : biarkan orang lain mencemooh atau mempergunjingkan Anda. Jangan dihiraukan atau dimasukkan hati. Anggap saja itu suatu rintangan, tetaplah berusaha dan jangan berputus asa.Â
Bagaikan anjing dengan kucing, yang kurang lebih artinya : orang yang selalu (sering) bertengkar bila berkumpul.Â
Bagai anjing berebut tulang, yang artinya kurang lebih : orang (tamak) yang memperebutkan sesuatu yang kurang berarti (sepele/kecil).Â
Anjing ditepuk menjungkit ekor, artinya : orang tak berbudi, bila terlalu dihormati malah bertambah sombong.Â