Nah tempat mangkal para penjual lontong balap itu yang kemudian diadopsi sebagai nama Lontong Balap Wonokromo Surabaya. Â
Bagi para penikmat yang menyukai pedas bisa saja menambahkan sambal petis. Lontong balap memang akan lebih maknyus bila menyertakan sambal petis yang selain sedap rasanya, juga nampol pedasnya.Â
Membuat perkedel lento memang agak ribet. Lento dibuat dari kacang khusus lento yang direndam semalaman. Kacang lento terlebih dulu dibersihkan lalu ditumbuk, ditambahkan bumbu yang terdiri dari garam, kencur, daun jeruk, bawang putih, bawang merah, dan ketumbar.Â
Semua bumbu ditumbuk, lalu dikepal seperti perkedel kentang dengan tangan menggunakan sarung tangan plastik selanjutnya digoreng.Â
Lontong balap biasanya akan lebih endul bila makannya ditemani sate kerang dan minumnya es kelapa muda (Jawa = degan).Â
Air kelapa muda bukan hanya nikmat dan menyegarkan namun juga dipercaya memiliki khasiat menetralkan racun yang mungkin saja masih terdapat dalam sate kerang.Â
Di lapak sederhana yang biasa mangkal di kawasan perumahan tak jauh dari tempat tinggal kami, Lontong Balap Wonokromo dijual dengan harga enam ribu rupiah per porsinya.Â
Kalau nggak ada es degan bisa memesan es jeruk yang menyegarkan sekaligus kaya akan zat antioksidan. Cukup dengan hanya membayar Rp. 5000 per gelasnya.Â
Sekadar untuk diketahui, meski sangat sederhana namun keberadaan kuliner Semanggi Suroboyo dan Lontong Balap Wonokromo itu diabadikan menjadi sebuah lagu populer oleh S. Padimin yang biasanya dibawakan oleh para penyanyi bergenre musik keroncong.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!