Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ditutup akibat Pandemi, Arc de Triomphe ala Kediri Ini Serasa Milik Pribadi

20 Mei 2021   16:27 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:02 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daripada jauh-jauh ke Arc de Triomphe Paris ke Monumen SLG juga gak papa jiahahaha (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Monumen SLG terdiri dari 6 lantai, serta ditumpu oleh 3 tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Pembangunan monumen ini menelan biaya lebih dari 300 milyar rupiah.  

Di dalam bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung utama dan ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome), ruang serba guna di ruang bawah tanah (basement), diorama di lantai atas dan minimarket yang menjual berbagai suvenir di lantai bawah. Ada tiga akses jalan bawah tanah untuk bisa langsung menuju Monumen SLG. 

Daripada jauh-jauh ke Arc de Triomphe Paris ke Monumen SLG juga gak papa jiahahaha (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Daripada jauh-jauh ke Arc de Triomphe Paris ke Monumen SLG juga gak papa jiahahaha (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Sebelum ditutup karena alasan pandemi, kawasan monumen ini tidak pernah sepi oleh pengunjung terutama di malam hari. Di sekitar monumen banyak kita temukan para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. 

Pada hari Sabtu, Minggu pagi atau hari libur lainnya, kawasan ini ramai oleh warga yang ingin mengisi hari liburnya dengan berolahraga ringan, sekadar berjalan kaki atau lari santai. 

Meski tidak bisa menyaksikan pesona Monumen SLG dari dekat, setidaknya bisa berfotoria sepuasnya. Monumen SLG serasa milik pribadi jiahahaha.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun