Bunglon taman berjenis kelamin jantan berukuran lebih besar ketimbang bunglon taman betina. Bunglon taman bermigrasi ke Indonesia khususnya Pulau Jawa melalui perantaraan orang.Â
Belum diketahui secara jelas apakah bunglon-bunglon yang dibawa orang sebagai hewan peliharaan dari Thailand itu lepas dengan sendirinya atau sengaja dilepaskan hingga populasinya meledak seperti yang kita saksikan saat ini.Â
Belakangan banyak kita temukan wara-wiri di sekitar rumah kita. Saya juga sering melihat bunglon taman ini saling berkejaran dengan sesama jenisnya di jalanan. Tak jarang juga terlindas oleh kendaraan yang lalu-lalang melintas di jalan.Â
Sementara bunglon hijau (bunglon Jawa) yang  bernama ilmiah Bronchocela jubata malah semakin terdesak sehingga nyaris tak terlihat merayap di pepohonan.Â
Tingkah pola bunglon saat mau kawinÂ
Sekadar informasi pelengkap, setelah berumur kurang lebih setahun, bunglon taman siap melakukan perkawinan. Enggak perlu memanggil pak penghulu he..he..he..
Ciri bunglon jantan yang sedang dimabuk asmara itu terlihat dari kulit tenggorokannya berwarna merah cerah. Perubahan warna ini tentu saja menjadi pesona dan daya tarik tersendiri bagi bunglon betina.Â
Telur-telur yang dihasilkan lalu dipendam dalam tanah. Selama di dalam tanah suhu telur menjadi hangat memungkinkan untuk menetas dan terlindung dari predator.Â
Perlu waktu sekitar 6 sampai 7 minggu bagi bunglon betina untuk menetaskan telur-telurnya. Setelah menetas, bayi-bayi bunglon hidup di dalam habitat baru berupa semak belukar atau pepohonan yang memungkinkan mereka terlindung dari sergapan hewan pemangsa.Â
Untuk proses tumbuh-kembang dan dalam rangka mempertahankan hidupnya, biasanya bayi-bayi bunglon tadi memangsa serangga-serangga berukuran kecil.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!