Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Telo Madu", Pengganjal Perut yang Cukup Bergizi

29 Januari 2021   02:57 Diperbarui: 4 April 2021   05:11 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun ketela rambat (dok. Mawan Sidarta)
Daun ketela rambat (dok. Mawan Sidarta)
Banyak ahli mengatakan bahwa ketela berasal dari Amerika Selatan tropis. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ketela juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).

Ada beberapa varietas yang diperkenalkan di Indonesia antaralain : varietas Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain : Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

Teknik budidaya ketela cukup mudah yakni dengan menanam stolon ( batang rambat) nya. Cara menanamnya juga cukup mudah, dengan mencangkul dan menggemburkan lahan yang akan ditanami sehingga stolon ketela mudah dimasukkan ke dalam tanah.  

Ketela akan tumbuh baik bila lahan terkena sinar matahari langsung. Meski demikian harus dijaga dari tanaman pengganggu (gulma) untuk menghindari persaingan unsur hara. Penambahan pupuk lengkap (NPK) atau pupuk organik seperti yang dianjurkan akan meningkatkan hasil panen.  

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan IPB (Institut Pertanian Bogor) menyebutkan bahwa ketela merah yang berasal dari Papua mengandung senyawa beta karotena yang mampu menurunkan infeksi HIV/AIDS. Sehingga ketela merah tadi diusulkan menjadi diet utama penderita HIV/AIDS bersama bahan makanan lainnya.  

Bila dibandingkan dengan bahan makanan pokok lainnya, ketela memiliki kandungan senyawa pembentuk vitamin A tertinggi, yaitu mencapai 14187 IU per 100 gram porsi, atau mencapai 89 persen kebutuhan harian.  

Menurut riset yang dilakukan United States Departement of Agriculture (USDA) dalam 100 gram bahan mengandung 85 kcal, 0,1 gram lemak, natrium 55 miligram, kalium 337 miligram, karbohidrat 20 gram, serat pangan 3 gram, gula 4,2 gram, protein 1,6 gram, vitamin A 14,1 IU, kalsium 30 miligram, vitamin C 2,4 miligram, zat besi 0,6 miligram, Vit B6 0,2 miligram, magnesium 25 miligram (bahan bacaan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun