Peristiwa itu akhirnya di laporkan kepada sang juragan. Nyai Ageng Pinatih dengan penuh perhatian dan rasa kasih sayang akhirnya merawat sang bayi seperti halnya ibu kandungnya sendiri. Â
Berikut ini video tentang objek wisata religi kompleks makam Sunan Giri di Kebomas Gresik, Jawa Timur.
Kawasan di mana Sunan Giri dirawat dan dipelihara oleh ibu angkatnya yakni Nyai Ageng Pinatih kemudian dinamakan Desa Kebungson. Konon nama ini merupakan morfologi dari kata Pesuson (tempat menyusui masa kecil Sunan Giri)
Sang bayi kemudian diberi nama Joko Samudro (Jaka Samudera), konon nama ini diambil dari peristiwa dilarungkannya bayi laki-laki Sunan Giri di lautan Blambangan.Â
Untuk diketahui bahwa nama Joko Samudro juga diadopsi sebagai nama stadion (gelanggang) olah raga yang menjadi kebanggaan masyarakat Gresik. Stadion Joko Samudro berada di kawasan Jalan Veteran Gresik.
Oleh ibu angkatnya kemudian Joko Samudro dimasukkan ke pesantren di Ampel Denta Surabaya dibawah binaan Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Selama nyantri di Pesantren Ampel Denta, Sunan Ampel sudah mengetahui keistimewaan Joko Samudro itu.Â
Setelah bertahun-tahun belajar ilmu agama akhirnya beliau lulus sebagai tokoh atau pejuang Islam yang kelak akan melanjutkan jejak perjuangan Sunan Ampel.
Joko Samudro memiliki nama lain Raden Paku, konon nama ini diadopsi dari peristiwa pelarungan bayi beliau di lautan. Peti kayu yang dipaku rapat sebagai tempat bayi saat terapung-apung di tengah samudera itulah yang menjadi sejarah penamaan beliau.
Sunan Giri menjadi raja di Giri Kedaton Â