Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memasyarakatkan Kembali Daun sebagai Pengganti "Tas Kresek"

10 Mei 2019   22:45 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timbunan sampah tas kresek mengancam ikan dan organisme air lainnya.
Sepintas nampak sepele masalah plastik sekali pakai ini. Kadang kita asal buang saja setelah berbelanja. Tidak menyimpannya secara rapi dan menggunakannya kembali bila sewaktu-waktu diperlukan. 

Ketledoran kita itulah yang bisa berakibat fatal. Betapa begitu banyak sampah plastik sekali pakai (tas kresek, gelas es, sedotan (strew), botol kemasan air mineral dan lainnya) yang berjimbun memenuhi permukaan sungai atau bahkan laut sehingga menghambat aliran airnya. 

Kalau sudah terjadi seperti itu bukan tidak mungkin menyebabkan timbulnya banjir dan pastinya berdampak buruk bagi masyarakat dan kawasan sekitarnya. 

Sampah plastik sekali pakai dalam hal ini tas kresek dan lainnya merupakan bahan yang nyaris tak bisa terurai dan dikembalikan ke alam. Jika jumlahnya berjimbun sekian banyak di permukaan sungai selain dari segi estetika kurang sedap dipandang mata, tumpukan sampah plastik sekali pakai tadi juga membahayakan bagi ikan dan organisme air lainnya. Maka kerusakan lingkungan air (sungai / laut) perlahan namun pasti siap menghadang kita.

Nah..jadinya kita sebagai umat Islam (khususnya) belum bisa  mengamalkan Islam yang rahmatan lil alamin tentang arti penting menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Memasyarakatkan kembali daun sebagai pengganti tas kresek.
Hidup di zaman now menuntut segalanya serba canggih dan praktis. Ketergantungan dengan benda bernama tas kresek seolah sudah mendarah daging. 

Beragam cara ditempuh orang agar seminimal mungkin menggunakan tas kresek antara lain kalau beli makanan yang sudah masak sebaiknya membawa wadah sendiri dari rumah. Untuk mal tertentu seperti Lotte Mart biasanya menyediakan kardus-kardus dengan berbagai ukuran secara gratis disesuaikan dengan banyaknya barang yang dibeli.

Pernah tersiar kabar ada seorang jutawan yang bukannya menyimpan uangnya yang ratusan juta itu di kantor bank agar aman dari pencurian tapi malah membungkus uangnya dengan tas kresek dan menyimpannya di bawah bantal tidur.

Dulu..daun pohon jati sering digunakan oleh para pedagang ikan (bandeng) dan daging (sapi) sebagai pembungkus. Sekarang mungkin keberadaannya sudah mulai langka bahkan mungkin sudah tidak ada. Penggunaan daun jati oleh masyarakat modern sudah dianggap tidak praktis lagi. Atau mungkin keberadaan hutan jati yang memang semakin menyempit akibat pengalihfungsian menjadi kompleks perumahan warga atau pabrik. 

Sampah plasti bisa dibakar dalam drum bekas (dok.pri)
Sampah plasti bisa dibakar dalam drum bekas (dok.pri)
Daun pisang juga bisa dimanfaatkan kembali sebagai pembungkus bahan-bahan makanan tertentu yang dijual di pasar tradisional. Dengan begitu sedikit atau banyak akan mengurangi ketergantungan terhadap tas kresek.

Membakar tas kresek yang tak terpakai dalam drum bekas.
Jangan membuang tas kresek yang tak terpakai di sembarang tempat. Bila dipandang perlu tak ada salahnya membakar tas-tas kresek tadi bersama bahan sampah lainnya. Api dan asapnya bisa menjadi penghangat badan sekaligus pengusir nyamuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun