Timbunan sampah tas kresek mengancam ikan dan organisme air lainnya.
Sepintas nampak sepele masalah plastik sekali pakai ini. Kadang kita asal buang saja setelah berbelanja. Tidak menyimpannya secara rapi dan menggunakannya kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.Â
Ketledoran kita itulah yang bisa berakibat fatal. Betapa begitu banyak sampah plastik sekali pakai (tas kresek, gelas es, sedotan (strew), botol kemasan air mineral dan lainnya) yang berjimbun memenuhi permukaan sungai atau bahkan laut sehingga menghambat aliran airnya.Â
Kalau sudah terjadi seperti itu bukan tidak mungkin menyebabkan timbulnya banjir dan pastinya berdampak buruk bagi masyarakat dan kawasan sekitarnya.Â
Sampah plastik sekali pakai dalam hal ini tas kresek dan lainnya merupakan bahan yang nyaris tak bisa terurai dan dikembalikan ke alam. Jika jumlahnya berjimbun sekian banyak di permukaan sungai selain dari segi estetika kurang sedap dipandang mata, tumpukan sampah plastik sekali pakai tadi juga membahayakan bagi ikan dan organisme air lainnya. Maka kerusakan lingkungan air (sungai / laut) perlahan namun pasti siap menghadang kita.
Nah..jadinya kita sebagai umat Islam (khususnya) belum bisa  mengamalkan Islam yang rahmatan lil alamin tentang arti penting menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Memasyarakatkan kembali daun sebagai pengganti tas kresek.
Hidup di zaman now menuntut segalanya serba canggih dan praktis. Ketergantungan dengan benda bernama tas kresek seolah sudah mendarah daging.Â
Beragam cara ditempuh orang agar seminimal mungkin menggunakan tas kresek antara lain kalau beli makanan yang sudah masak sebaiknya membawa wadah sendiri dari rumah. Untuk mal tertentu seperti Lotte Mart biasanya menyediakan kardus-kardus dengan berbagai ukuran secara gratis disesuaikan dengan banyaknya barang yang dibeli.
Pernah tersiar kabar ada seorang jutawan yang bukannya menyimpan uangnya yang ratusan juta itu di kantor bank agar aman dari pencurian tapi malah membungkus uangnya dengan tas kresek dan menyimpannya di bawah bantal tidur.
Dulu..daun pohon jati sering digunakan oleh para pedagang ikan (bandeng) dan daging (sapi) sebagai pembungkus. Sekarang mungkin keberadaannya sudah mulai langka bahkan mungkin sudah tidak ada. Penggunaan daun jati oleh masyarakat modern sudah dianggap tidak praktis lagi. Atau mungkin keberadaan hutan jati yang memang semakin menyempit akibat pengalihfungsian menjadi kompleks perumahan warga atau pabrik.Â
Membakar tas kresek yang tak terpakai dalam drum bekas.
Jangan membuang tas kresek yang tak terpakai di sembarang tempat. Bila dipandang perlu tak ada salahnya membakar tas-tas kresek tadi bersama bahan sampah lainnya. Api dan asapnya bisa menjadi penghangat badan sekaligus pengusir nyamuk.