Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menguak Mitos Sendang Biru yang Memesona

8 November 2018   05:55 Diperbarui: 8 November 2018   06:19 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura masuk lokasi Sendang Biru Lowayu (dok.pri)

Keanehan atau keunikan alam yang terjadi di suatu daerah tak jarang akan menjadi berkah bagi masyarakat di daerah itu. Mungkin di antara Anda ada yang pernah mendengar atau bahkan pernah melihat langsung fenomena alam api abadi yang terletak di Desa Sendangharjo, Ngasem, Bojonegoro-Jatim. Oleh masyarakat setempat keunikan alam tadi dinamakan Kayangan Api (1).

Masih di dalam kompleks wisata alam Kayangan Api, beberapa puluh meter dari titik api abadi terdapat keunikan alam lainnya yakni sebuah kolam kecil di mana airnya terlihat seperti mendidih. Uniknya, suhu air tadi tidak panas melainkan seperti suhu air biasa. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Air Blekuthuk (2).

Kebiasaan masyarakat kita nih sering mengait-ngaitkan keunikan alam dengan mitos atau cerita mistis tertentu. Begitu pula dengan keunikan Kayangan Api dan Air Blekuthuk. Kayangan Api oleh sebagian warga sekitar dipercaya sebagai tempat perapian Mpu Supa, seorang ahli pusaka di era Majapahit. Sumber api yang tak pernah padam itu merupakan api yang digunakan sang mpu untuk membakar logam yang nantinya dijadikan pedang atau keris pusaka sebagai persenjataan perang Kerajaan Majapahit. 

Setelah dihasilkan keris atau pedang pusaka sang mpu kemudian merendamnya ke dalam air. Saking panasnya logam tadi sehingga menimbulkan gelembung udara (Jawa = Blekuthuk) ketika dicelupkan dalam air. Fenomena Air Blekuthuk itulah yang dipercaya warga sekitar dulunya merupakan bejana tempat Mpu Supa merendam benda-benda pusaka setelah ditempa dalam bara api. 

Fenomena api abadi selain ditemukan di Bojonegoro, Jatim juga ada di beberapa tempat lainnya seperti di Madura, Aceh dan Yogyakarta. Keunikan alam tadi tak pelak mengundang perhatian warga sekitarnya juga masyarakat luas bahkan gaungnya terdengar sampai ke mancanegara hingga berpotensi sebagai objek wisata yang mendatangkan banyak wisatawan.

Keunikan alam di Desa Lowayu

Sendang Biru Lowayu, Gresik-Jatim (dok.pri)
Sendang Biru Lowayu, Gresik-Jatim (dok.pri)
Masih banyak lagi keunikan alam lainnya yang terjadi di berbagai pelosok negeri ini. Salah satunya seperti yang bisa Anda temukan di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik-Jatim. Di desa ini terdapat sebuah danau kecil, masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah sendang. 

Keunikannya terletak pada warna air sendang tadi, warna airnya biru sehingga dinamakan Sendang Biru. Menjadi unik dan menarik perhatian masyarakat luas karena daerah sekitarnya merupakan areal persawahan dan petak-petak kolam ikan milik warga desa yang kondisi airnya keruh dan kotor. 

Asyik menikmati Sendang Biru (dok.pri)
Asyik menikmati Sendang Biru (dok.pri)
Sempat muncul pikiran tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Bagaimana mungkin sebuah danau yang diameternya tidak lebih dari 25 meter itu menghasilkan air berwarna biru sementara persis di dekatnya banyak kita temukan sawah dan tambak. 

Dugaan saya, bukan tidak mungkin air sawah dan kolam yang keruh itu akan merembes masuk ke dalam danau sehingga air danau menjadi tidak biru lagi. Atau sebaliknya air danau akan merembes keluar ke areal persawahan dan tambak ikan sehingga airnya ikut menjadi biru seperti air danau. Mengingat tidak ada dinding pemisah antara danau dan sawah/kolam sehingga ada kemungkinan saling menginfiltrasi.

Para pengunjung Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Para pengunjung Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Nyatanya, keadaan seperti itu sudah berlangsung selama puluhan tahun. Seorang warga desa yang sudah berusia lanjut mengatakan kalau ia menyaksikan keunikan Sendang Biru Lowayu itu sejak masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar). 

Warga tadi mengatakan kalau banyak orang dari luar desa yang sengaja datang ke danau dengan membawa cerigen. Orang-orang itu percaya kalau air danau yang sebenarnya berwarna biru agak keruh itu berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit seperti kudis, gatal-gatal juga kelainan pada kulit.

Saat mengunjungi Sendang Biru Lowayu beberapa waktu lalu itu saya melihat dan membuktikannya sendiri kalau air Sendang Biru Lowayu memang berwarna kebiruan bukan biru seperti warna biru dan mengeluarkan bau khas katanya sih itu pengaruh kandungan belerang dan kapur yang terdapat dalam danau.

Meningkatnya pembuatan sumur bor 

Gapura masuk lokasi Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Gapura masuk lokasi Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Menurut cerita sesepuh desa, dulu mata air (sumber) Sendang Biru masih terlihat dengan jelas. Saking derasnya semburan mata air sehingga para pengunjung bisa melihatnya dengan jelas. Kini banyak warga (petani) Lowayu untuk keperluan irigasi sawah di musim kemarau mereka terpaksa membuat sumur bor. Meski belum tentu kebenarannya namun diduga kuat akibat meningkatnya aktivitas pengeboran sumur inilah yang menyebabkan kualitas air Sendang Biru menurun drastis. 

Masyarakat yakin kerusakan yang terjadi masih bisa dicegah. Danau kecil yang kini menjadi objek wisata andalan Desa Lowayu, Kecamatan Dukun -- Gresik, Jatim itu selalu diupayakan pemeliharaannya. Kabarnya pemerintah daerah Kabupaten Gresik juga telah menggelontorkan bantuan ke desa. 

Dengan bantuan itu pengelola danau bisa dengan maksimal melakukan pembenahan. Antara lain menyempurnakan pembangunan tepi danau sebagai pembatas sekaligus tempat duduk yang asik bagi para pengunjung. Menyelesaikan pembangunan mushollah, toilet dan area parkir kendaraan roda dua dan empat untuk para pengunjung. 

Selain fasilitas penunjang, sekitar danau juga dibuatkan taman bunga. Secara teratur akan diadakan pergelaran pentas seni sebagai hiburan meriah sehingga para pengunjung lebih betah berlama-lama menikmati pesona Sendang Biru Lowayu.  

Mitos yang berkembang 

Kolam ikan warga desa persis di dekat Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Kolam ikan warga desa persis di dekat Sendang Biru Lowayu (dok.pri)
Masyarakat Desa Lowayu sepertinya belum bisa melepaskan dirinya dari mitos seputar Sendang Biru. Mereka umumnya masih terbawa dengan adat-istiadat yang telah dipegang teguh oleh para leluhurnya. Hingga kini warga desa masih menganggap kalau air Sendang Biru itu keramat dan berkhasiat. 

Para tetua di desa itu tak memperkenankan kalau danaunya diselami untuk keperluan penelitian. Mereka tak mau bertanggung jawab bila nanti terjadi apa-apa dengan penelitinya. Terang saja mereka yang berinisiatif menelitipun menjadi ketakutan dan tak mau ambil resiko. 

Jangankan melakukan penelitian tentang kandungan air, jenis hewan atau tumbuhan air yang hidup di danau, membersihkan airnya saja dari dedaunan kering mereka juga tak berani, takut dianggap menantang keramat yang selama ini mereka yakini.

Warna biru diduga akibat koloni ganggang 

Warga desa umumnya tak mengetahui mengapa air danau kecil itu bisa berwarna kebiruan. Sebagian ahli (biologi) mengatakan kalau fenomena timbulnya warna biru pada danau, sungai bahkan lautan yang sangat luas sekalipun bukan tidak mungkin akibat pertumbuhan populasi mikroflora air (semacam ganggang) yang telah mencapai jumlah tertentu. 

Jumlah populasi dari ganggang biru yang sangat besar akan menutupi permukaan air sehingga seolah-olah air danau yang tadinya bening berubah menjadi berwarna kebiruan. Namun ini bukan satu-satunya alasan, mungkin ada penyebab lain yang masih membutuhkan pengkajian secara mendalam.

Harus diakui Sendang Biru Lowayu di Gresik merupakan salah satu keunikan alam yang berpotensi sebagai tempat wisata yang mendatangkan banyak wisatawan namun masih perlu pembenahan lebih lanjut agar bisa menjadi perbendaharaan wisata Indonesia yang dikenal secara luas. Nah bagi kamu yang suka Pegipegi (baca = melancong) mengintip fenomena alam yang unik coba datangi Sendang Biru Lowayu. 

Dengan membuka aplikasi Pegipegi atau situs resmi Pegipegi.com, Anda dengan mudahnya memesan tiket pesawat dan kereta dengan harga terjangkau. Hotelpun bisa dipesan dengan harga murah. Selalu tersedia promo dengan harga menarik.

Gresik merupakan kota di pantai utara Pulau Jawa yang dijuluki sebagai kota santri sebab di kota ini banyak kita temukan pondok pesantren dan makam para pejuang Islam (waliyullah). Kelebihan itu tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveler apalagi sebentar lagi libur akhir tahun dan libur tahun baru menanti di depan mata. Dengan kemudahan Pegipegi mari kita jelajahi kota asal kue pudak itu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun