Keanehan atau keunikan alam yang terjadi di suatu daerah tak jarang akan menjadi berkah bagi masyarakat di daerah itu. Mungkin di antara Anda ada yang pernah mendengar atau bahkan pernah melihat langsung fenomena alam api abadi yang terletak di Desa Sendangharjo, Ngasem, Bojonegoro-Jatim. Oleh masyarakat setempat keunikan alam tadi dinamakan Kayangan Api (1).
Masih di dalam kompleks wisata alam Kayangan Api, beberapa puluh meter dari titik api abadi terdapat keunikan alam lainnya yakni sebuah kolam kecil di mana airnya terlihat seperti mendidih. Uniknya, suhu air tadi tidak panas melainkan seperti suhu air biasa. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Air Blekuthuk (2).
Kebiasaan masyarakat kita nih sering mengait-ngaitkan keunikan alam dengan mitos atau cerita mistis tertentu. Begitu pula dengan keunikan Kayangan Api dan Air Blekuthuk. Kayangan Api oleh sebagian warga sekitar dipercaya sebagai tempat perapian Mpu Supa, seorang ahli pusaka di era Majapahit. Sumber api yang tak pernah padam itu merupakan api yang digunakan sang mpu untuk membakar logam yang nantinya dijadikan pedang atau keris pusaka sebagai persenjataan perang Kerajaan Majapahit.Â
Setelah dihasilkan keris atau pedang pusaka sang mpu kemudian merendamnya ke dalam air. Saking panasnya logam tadi sehingga menimbulkan gelembung udara (Jawa = Blekuthuk) ketika dicelupkan dalam air. Fenomena Air Blekuthuk itulah yang dipercaya warga sekitar dulunya merupakan bejana tempat Mpu Supa merendam benda-benda pusaka setelah ditempa dalam bara api.Â
Fenomena api abadi selain ditemukan di Bojonegoro, Jatim juga ada di beberapa tempat lainnya seperti di Madura, Aceh dan Yogyakarta. Keunikan alam tadi tak pelak mengundang perhatian warga sekitarnya juga masyarakat luas bahkan gaungnya terdengar sampai ke mancanegara hingga berpotensi sebagai objek wisata yang mendatangkan banyak wisatawan.
Keunikan alam di Desa Lowayu
Keunikannya terletak pada warna air sendang tadi, warna airnya biru sehingga dinamakan Sendang Biru. Menjadi unik dan menarik perhatian masyarakat luas karena daerah sekitarnya merupakan areal persawahan dan petak-petak kolam ikan milik warga desa yang kondisi airnya keruh dan kotor.Â
Dugaan saya, bukan tidak mungkin air sawah dan kolam yang keruh itu akan merembes masuk ke dalam danau sehingga air danau menjadi tidak biru lagi. Atau sebaliknya air danau akan merembes keluar ke areal persawahan dan tambak ikan sehingga airnya ikut menjadi biru seperti air danau. Mengingat tidak ada dinding pemisah antara danau dan sawah/kolam sehingga ada kemungkinan saling menginfiltrasi.
Warga tadi mengatakan kalau banyak orang dari luar desa yang sengaja datang ke danau dengan membawa cerigen. Orang-orang itu percaya kalau air danau yang sebenarnya berwarna biru agak keruh itu berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit seperti kudis, gatal-gatal juga kelainan pada kulit.
Saat mengunjungi Sendang Biru Lowayu beberapa waktu lalu itu saya melihat dan membuktikannya sendiri kalau air Sendang Biru Lowayu memang berwarna kebiruan bukan biru seperti warna biru dan mengeluarkan bau khas katanya sih itu pengaruh kandungan belerang dan kapur yang terdapat dalam danau.
Meningkatnya pembuatan sumur borÂ
Masyarakat yakin kerusakan yang terjadi masih bisa dicegah. Danau kecil yang kini menjadi objek wisata andalan Desa Lowayu, Kecamatan Dukun -- Gresik, Jatim itu selalu diupayakan pemeliharaannya. Kabarnya pemerintah daerah Kabupaten Gresik juga telah menggelontorkan bantuan ke desa.Â
Dengan bantuan itu pengelola danau bisa dengan maksimal melakukan pembenahan. Antara lain menyempurnakan pembangunan tepi danau sebagai pembatas sekaligus tempat duduk yang asik bagi para pengunjung. Menyelesaikan pembangunan mushollah, toilet dan area parkir kendaraan roda dua dan empat untuk para pengunjung.Â
Selain fasilitas penunjang, sekitar danau juga dibuatkan taman bunga. Secara teratur akan diadakan pergelaran pentas seni sebagai hiburan meriah sehingga para pengunjung lebih betah berlama-lama menikmati pesona Sendang Biru Lowayu. Â
Mitos yang berkembangÂ
Para tetua di desa itu tak memperkenankan kalau danaunya diselami untuk keperluan penelitian. Mereka tak mau bertanggung jawab bila nanti terjadi apa-apa dengan penelitinya. Terang saja mereka yang berinisiatif menelitipun menjadi ketakutan dan tak mau ambil resiko.Â
Jangankan melakukan penelitian tentang kandungan air, jenis hewan atau tumbuhan air yang hidup di danau, membersihkan airnya saja dari dedaunan kering mereka juga tak berani, takut dianggap menantang keramat yang selama ini mereka yakini.
Warna biru diduga akibat koloni ganggangÂ
Warga desa umumnya tak mengetahui mengapa air danau kecil itu bisa berwarna kebiruan. Sebagian ahli (biologi) mengatakan kalau fenomena timbulnya warna biru pada danau, sungai bahkan lautan yang sangat luas sekalipun bukan tidak mungkin akibat pertumbuhan populasi mikroflora air (semacam ganggang) yang telah mencapai jumlah tertentu.Â
Jumlah populasi dari ganggang biru yang sangat besar akan menutupi permukaan air sehingga seolah-olah air danau yang tadinya bening berubah menjadi berwarna kebiruan. Namun ini bukan satu-satunya alasan, mungkin ada penyebab lain yang masih membutuhkan pengkajian secara mendalam.
Harus diakui Sendang Biru Lowayu di Gresik merupakan salah satu keunikan alam yang berpotensi sebagai tempat wisata yang mendatangkan banyak wisatawan namun masih perlu pembenahan lebih lanjut agar bisa menjadi perbendaharaan wisata Indonesia yang dikenal secara luas. Nah bagi kamu yang suka Pegipegi (baca = melancong) mengintip fenomena alam yang unik coba datangi Sendang Biru Lowayu.Â
Dengan membuka aplikasi Pegipegi atau situs resmi Pegipegi.com, Anda dengan mudahnya memesan tiket pesawat dan kereta dengan harga terjangkau. Hotelpun bisa dipesan dengan harga murah. Selalu tersedia promo dengan harga menarik.
Gresik merupakan kota di pantai utara Pulau Jawa yang dijuluki sebagai kota santri sebab di kota ini banyak kita temukan pondok pesantren dan makam para pejuang Islam (waliyullah). Kelebihan itu tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveler apalagi sebentar lagi libur akhir tahun dan libur tahun baru menanti di depan mata. Dengan kemudahan Pegipegi mari kita jelajahi kota asal kue pudak itu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H