Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertualang Menyusuri Pondok Pesantren Keren di Malang

3 November 2018   21:55 Diperbarui: 4 November 2018   16:13 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Entah sudah berapa kali pihak pengurus pondok pesantren memberikan penjelasan kepada masyarakat luas kalau bangunan megah yang dikunjunginya itu bukan masjid apalagi masjid gaib seperti yang dianggap orang selama ini. Bangunan bertingkat nan megah yang oleh sebagian orang disebut masjid tiban itu sebenarnya merupakan pondok pesantren yang bernama lengkap Salafiyah Bihaaru Bahri'Asali Fadlaailir Rahmah yang artinya Segarane segara, madune fadhole rohmat atau disingkat Bi Ba'a Fadlrah. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pondok pesantren itu berada di Jalan KH. Wachid Hasyim, Sananrejo, Turen-Malang. Dari tugu pertigaan terminal angkot Pasar Tumpang, masih harus melanjutkan perjalanan lebih kurang 15 kilometer lagi agar sampai ke lokasi pondok pesantren. Setelah sampai di pertigaan Desa Sananrejo, masih harus berjalan lagi kira-kira sejauh 1 kilometer. Jalan yang dilalui memang tidak terlalu lebar tapi mobil bisa masuk sampai ke lokasi pesantren.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Untuk bisa mengunjungi pesantren Turen tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis. Meski demikian, pengunjung diwajibkan melapor ke kantor petugas dengan menunjukkan kartu identitas diri, data nomer plat mobil beserta jumlah penumpangnya. Petugas yang tak lain adalah para santri pesantren dengan membawa megaphone memberikan penerangan kepada para pengunjung yang membawa kendaraan keluar masuk pondok pesantren itu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pondok pesantren salafiyah Bi Ba'a Fadlrah didirikan oleh Romo KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam atau yang lebih akrab disapa Romo Kyai Ahmad. Beliau adalah putra dari Kyai Sholeh yang sekaligus juga gurunya sendiri. Kyai Ahmad pernah menjadi santri Kyai Sahlan Thalib di pondok pesantren Sidorangu-Krian, Sidoarjo. Pondok pesantren Bi Ba'a Fadlrah ini dirintis tahun 1963.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pembangunan pondok awalnya dimulai tahun 1978. Kala itu sang kyai bersama santrinya hanya menggunakan bahan batu bata merah dengan adonan tanah liat (Jawa=ledok) untuk mendirikan bangunan pesantren. Seiring dengan perkembangan zaman, kini bangunan pondok pesantren ini telah mencapai 10 lantai. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bangunan berdiri di areal seluas 4 hektar lebih. Dana pembangunan pondok pesantren ini berasal dari Kyai Ahmad, sebagian lagi dari jamaah. Soal pendanaan pesantren ini menggunakan prinsip tidak meminta-minta sumbangan (tidak toma') bahkan tidak meminjam atau berhutang. 

Model atau disain bangunan pesantren diarsiteki sendiri oleh Kyai Ahmad. Beliau tidak menggunakan ahli bangunan khusus. Atau mengadobsi teknologi dari negara lain. Setelah melalui Sholat Istikharah barulah sang kyai menentukan bentuk bangunan, ornamen atau warna cat pondok pesantren itu. Bila diperhatikan gaya bangunan pondok pesantren ini sangatlah unik. Ada yang mengatakan kalau Kyai Ahmad sengaja memadukan gaya arsitektur Eropa, India, Arab dan China untuk menghadirkan kesan lain sesuai petunjuk dari Ilahi setelah beliau beristikharah.

Dikerjakan tenaga manusia bukan jin (dok.pri)
Dikerjakan tenaga manusia bukan jin (dok.pri)
Rasa kagum terhadap gaya arsitektur bangunan pesantren ini muncul sejak pertama kali memasuki gerbang pesantren. Menyusuri lantai demi lantai dari bangunan pesantren seolah  membawa pengunjung memasuki sebuah bangunan megah dan bertingkat dengan arsitektur dan ornamen yang bukan saja unik tapi juga menarik dan belum pernah dilihat sebelumnya.  

Setiap akan memasuki lantai gedung pesantren yang sudah difungsikan karena sudah full keramik, pengunjung diminta melepas alas kaki dan membungkusnya untuk dibawa sendiri-sendiri. Mereka yang muslim harus mengenakan busana muslim. Di bagian lantai bangunan yang masih belum berkeramik diperbolehkan menggunakan alas kaki (sepatu/sandal). 

Pengunjung juga bisa menikmati koleksi berbagai ikan air tawar dalam akuarium berukuran besar di lantai 2 atau 3. Di sebelah luar juga kita jumpai beberapa ekor merak, kelinci, ayam, rusa dan burung merpati yang terpelihara dengan baik dalam sangkarnya masing-masing. Benar-benar pondok pesantren yang unik karena dilengkapi dengan kebun binatang mini. Selain koleksi beberapa jenis satwa, para santri di pondok pesantren ini juga diajari bagaimana cara bercocok tanam sayuran yang benar.

Lantai 5,7 dan 8 dari gedung pesantren digunakan sebagai toko busana muslim, kue-kue, pernak-pernik, sepatu, suvenir khas pondok pesantren bahkan air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh pesantren. Harga barang-barangnya juga cukup murah. Di setiap lantai dipasang penanda jalan juga himbauan yang harus ditaati oleh pengunjung. Sementara penjaga stan-stan itu tidak lain adalah santriwati pondok pesantren ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun