Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rujak Uleg, Kuliner Unik yang Menjadi "Magnet" Wisatawan

2 November 2018   21:58 Diperbarui: 3 November 2018   17:34 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sudah ngomongin rujak nih, yang namanya air liur ini jadi kemecer he..he... Kita patut bersyukur dan berbangga hati, Indonesia yang kaya raya dan beragam ini di mana berjajar puluhan ribu pulau dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote itu ternyata juga memiliki beragam kuliner rujak (1). 

Rujak buah misalnya, setiap daerah di Indonesia mempunyai istilah atau nama sendiri-sendiri. Kalau di Jawa Timur khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya dikenal nama rujak manis (2). 

Rujak manis dibuat dari irisan beraneka macam buah segar dengan tambahan gula merah (gula Jawa) cair  yang dibumbui khusus. Kadang ke dalam gula cair berbumbu tadi juga ditambahkan serpihan kacang goreng. Ada juga sejenis rujak manis namun buahnya tidak dipotong-potong melainkan dirajang atau dipasrah dengan tambahan air, rujak ini dinamakan Rujak Pasrah. Akan lebih nikmat bila disajikan dengan tambahan bongkahan es batu sehingga menjadi es rujak pasrah yang lebih segar. 

Rujak manis ala Ambon, Maluku dikenal dengan sebutan Rujak Natsepa karena menjadi kuliner khas Pantai Natsepa, Ambon-Maluku. Uniknya lagi di dalam rujak natsepa selain menggunakan irisan beragam buah juga disertai potongan ubi jalar (ketela rambat)(3).  

Kuliner rujak manis mungkin sudah terlalu umum. Tidak hanya Surabaya, daerah-daerah lain di Jawa Timur dan pulau-pulau lain di Indonesia juga sangat mengenal kuliner tadi. Bahkan beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura juga familiar dengan kuliner yang umumnya berbahan baku buah itu.

Lebih dekat dengan Rujak Uleg (dok.pri)
Lebih dekat dengan Rujak Uleg (dok.pri)
Rujak Uleg dan proses pembuatannya

Rujak manis di Kota Surabaya mungkin sudah biasa terdengar di telinga kita. Yang lebih mentradisi di Surabaya justru Rujak Uleg namanya.  Dikatakan rujak uleg karena bumbu-bumbunya seperti cabe (lombok), terasi, garam, bawang putih, pisang klutuk dan lainnya digerus atau diuleg dalam sebuah wadah cobek berukuran cukup besar dengan menggunakan alat ulegan dari bahan kayu atau batu. Lalu ditambahkan bahan-bahan lain seperti petis, kacang tanah, gula merah, asam dan air secukupnya.

Kacang dan cabe sebelum diuleg (dok.pri)
Kacang dan cabe sebelum diuleg (dok.pri)
Ditambahkan pasrahan pisang klutuk agar bumbu terasa sedap (dok.pri)
Ditambahkan pasrahan pisang klutuk agar bumbu terasa sedap (dok.pri)
Ditambahkan petis dan air secukupnya (dok.pri)
Ditambahkan petis dan air secukupnya (dok.pri)
Bumbu diuleg sampai merata (dok.pri)
Bumbu diuleg sampai merata (dok.pri)
Bumbu dimasukkan ke dalam sayuran, buah-buahan, irisan tahu dan tempe atau kikil dan cingur (dok.pri)
Bumbu dimasukkan ke dalam sayuran, buah-buahan, irisan tahu dan tempe atau kikil dan cingur (dok.pri)
Selera penikmat rujak uleg itu tidak sama sehingga rujak uleg tadi disajikan dengan dua rasa yang berbeda. Ada rujak uleg matengan dan biasa (klatakan). Rujak uleg matengan menggunakan sayuran yang sudah direbus terlebih dulu atau dikenal dengan istilah kulupan. 

Biasanya kulupan menggunakan kangkung, kecambah dan bendoyo yakni buah krai yang direbus terlebih dulu. Dan ditambahkan irisan lontong nasi, kikil atau cingur, tempe, tahu dan pastinya bumbu petis yang menggugah selera. 

Sementara rujak uleg biasa hanya menggunakan irisan buah-buahan segar (klatakan) seperti bengkoang, nanas, mangga muda, pepaya mengkal dan belimbing plus cingur atau kikil, tahu-tempe dan bumbu petis.

Rujak uleg yang disajikan dengan tambahan potongan cingur (mulut/moncong) sapi dinamakan rujak cingur. Bumbu rujak cingur sebenarnya juga sama dengan rujak uleg yang merupakan kuliner tradisional kota buaya Surabaya.

Menikmati sajian rujak uleg kurang afdol tanpa ditemani minuman yang segar pula. Zaman para orang tua kami dulu, minuman yang pas sebagai teman rujak uleg justru bukan es yang dingin dan menyegarkan itu melainkan kolak. Tak heran bila kala itu setiap ada warung penjual rujak uleg biasanya si penjualnya juga sudah siap dengan kolaknya yang menggugah selera.

Seiring dengan perkembangan zaman, kini minuman pendamping rujak uleg sudah bukan kolak lagi. Bila Anda berkesempatan berburu kuliner rujak uleg di Pasar Blauran Surabaya, bukan kolak yang Anda temukan di sana melainkan es campur, es blewah atau yang lebih simpel lagi yakni es cao yang mak nyeess. 

Festival Rujak Uleg yang digelar setiap tahun menjadi daya tarik wisata 

Peserta festival rujak uleg (dok.pri)
Peserta festival rujak uleg (dok.pri)
Bumbu rujak uleg bila diamati memang kelihatan njelehi alias nggilani (menjijikkan). Bahkan ada seseorang yang mengatakan (maaf) mirip ble'tokan (lumpur comberan) itu karena pengaruh penggunaan petis yang berwarna hitam.

Meski sempat dianggap njelei karena warna bumbunya yang mirip lumpur comberan namun rujak uleg masih tetap spesial bagi para penikmatnya. Saking spesialnya nih sampai diabadikan menjadi lirik lagu berbahasa Jawa. Penggalan syair lagunya kira-kira berikut ini : 

Bahan-bahan rujak uleg (dok.pri)
Bahan-bahan rujak uleg (dok.pri)
Rujak uleg... rujake wong atine judeg

Delag-deleg sirah mumet pikiran sumpek ..(4)

(Rujak uleg...rujaknya orang yang hati (pikiran) nya sedang buntu / nggak tahu jalan keluar. Bengong kepala pusing pikiran gelisah, red)

Entah siapa nama penulis lagu rujak uleg ini dan sejak kapan mulai diciptakan. Apa alasan penciptanya menulis lagu yang mengait-ngaitkan dengan rujak uleg itu, saya sendiri juga belum tahu persisnya. Apa lirik lagu itu sekedar lelucon yang tak berdasar atau istilah Jawanya Gothak gathuk mathuk. 

Sepertinya kalau mengonsumsi rujak uleg dengan bumbu sedikit pedas memang menyebabkan mata yang tadinya ngantuk menjadi terbelalak. Yang tadinya terkena flu ringan seperti batuk dan hidung tersumbat setelah mengonsumsi rujak uleg berbumbu sedikit pedas maka batuknya menjadi reda dan bernafaspun dengan lega karena hidungnya menjadi plong, tidak tersumbat lagi. Masih tidak percaya? Coba buktikan sendiri sensasi kuliner rujak uleg itu.

Namun harus diakui di antara beberapa makanan tradisional yang ada di Surabaya seperti semanggi, lontong mie, lontong balap, lontong kupang, rawon dan rujak uleg (cingur), hanya kuliner rujak uleg sajalah yang sementara ini diangkat oleh pemerintah kota (pemkot) Surabaya untuk dijadikan ajang festival tahunan yang dinamakan Festival Rujak Uleg. 

Peserta festival rujak uleg dengan busana yang unik (dok.pri)
Peserta festival rujak uleg dengan busana yang unik (dok.pri)
Belum pernah kan kita dengar ada pergelaran festival rawon atau festival lontong mie. Selain karena diuleg di dalam cobek khusus yang berukuran cukup besar, kuliner rujak uleg bertambah semakin unik dengan penambahan cingur sapi sehingga dikenal orang dengan sebutan rujak cingur khas Surabaya.

Acara festival kuliner khas Surabaya yang digelar setiap tahunnya itu biasanya dipusatkan di kawasan Jalan Kembang Jepun Surabaya, acara itu sendiri diselenggarakan dalam rangka menyambut hari jadi Kota Surabaya pada setiap tanggal 31 Mei.

Ribuan kelompok warga Surabaya dari berbagai elemen turut berpartisipasi menyemarakkan festival rujak uleg itu. Para peserta pasti ingin menampilkan rujak uleg yang terenak dan terbaik dengan mengenakan busana yang unik pula. Di akhir rangkaian acara festival, biasanya panitia melibatkan Walikota Surabaya untuk turut serta menguleg bumbu rujak uleg secara beramai-ramai di atas cobek berukuran sangat besar. 

Jalan Kembang Jepun sebagai lokasi berlangsungnya acara festival rujak uleg bisa menjadi tempat wisata meriah bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Di kawasan Kembang Jepun Surabaya, para pengunjung festival juga bisa menemukan banyak gedung tua warisan kolonial Belanda dengan gaya arsitektur yang sangat menawan. Gedung-gedung tua tadi bisa menjadi aset wisata Indonesia yang tak ternilai harganya. 

Penyelenggaraan acara festival rujak uleg merupakan salah satu upaya melestarikan kembali makanan tradisional khususnya dari Surabaya yang belakangan ini nyaris tergerus oleh makanan-makanan modern.

Kemeriahan pergelaran festival rujak uleg tak pelak mengundang perhatian masyarakat luas, bukan hanya dari dalam Kota Surabaya melainkan juga warga kota lain, para awak media dari berbagai pelosok tanah air bahkan para turis asing. Para turis asing tadi dibuat penasaran dengan kuliner khas kota pahlawan itu. Rujak uleg ternyata menjadi magnet bagi wisatawan asing.

Kabarnya, pada penyelenggaraan acara festival rujak uleg bulan Mei tahun 2017, cobek yang digunakan untuk menguleg beramai-ramai itu berdiameter 1,5 meter. Panitia berencana meningkatkan ukuran garis tengah cobek menjadi 2,5 meter pada gelaran festival rujak uleg bulan Mei tahun 2018. Namun sayang seribu sayang acara bernuansa tradisi budaya itu akhirnya batal dilaksanakan gegara terkendala oleh aksi teror bom bunuh diri di beberapa gereja yang terjadi di hari dan tanggal yang sama (5). 

Menikmati lezatnya kuliner tradisional rujak uleg bisa setiap saat Anda lakukan. Tidak hanya di Pasar Blauran saja, di beberapa mal besar di Surabaya juga tersedia out let rujak uleg khas Surabaya. Atau bisa di warung-warung rujak uleg yang tersebar di berbagai ruas jalan Kota Surabaya. 

Sebentar lagi memasuki akhir tahun. Tentu kalian sudah menyiapkan diri dengan agenda libur akhir tahun. Tahun barupun sudah menanti di depan mata, dengan tantangan dan semangat baru pula segudang persiapan telah Anda lakukan termasuk mengunjungi spot-spot wisata menarik untuk mengisi libur tahun baru. Kamu para petualang kuliner (food traveler) yang doyanPegipegi (baca = jalan-jalan /plesir/traveling) coba sempatkan  untuk mengunjungi kota tua Surabaya. 

Selain berkeliling menikmati indahnya Surabaya dengan gedung-gedung tua nan bersejarah, kamu juga bisa mencicipi sensasi rujak uleg yang jadi food iconnya kota pahlawan itu.

Dengan Pegipegi.com (get in on Google play) urusan traveling menjadi sangat mudah lho. Hotel, tiket pesawat dan kereta bisa diperoleh dengan harga murah dan nggak pakai ribet. Selalu ada promo untuk hotel dan tiket pesawat dengan diskon yang menggiurkan, ayo buruan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun