Menikmati sajian rujak uleg kurang afdol tanpa ditemani minuman yang segar pula. Zaman para orang tua kami dulu, minuman yang pas sebagai teman rujak uleg justru bukan es yang dingin dan menyegarkan itu melainkan kolak. Tak heran bila kala itu setiap ada warung penjual rujak uleg biasanya si penjualnya juga sudah siap dengan kolaknya yang menggugah selera.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini minuman pendamping rujak uleg sudah bukan kolak lagi. Bila Anda berkesempatan berburu kuliner rujak uleg di Pasar Blauran Surabaya, bukan kolak yang Anda temukan di sana melainkan es campur, es blewah atau yang lebih simpel lagi yakni es cao yang mak nyeess.Â
Festival Rujak Uleg yang digelar setiap tahun menjadi daya tarik wisataÂ
Meski sempat dianggap njelei karena warna bumbunya yang mirip lumpur comberan namun rujak uleg masih tetap spesial bagi para penikmatnya. Saking spesialnya nih sampai diabadikan menjadi lirik lagu berbahasa Jawa. Penggalan syair lagunya kira-kira berikut ini :Â
Delag-deleg sirah mumet pikiran sumpek ..(4)
(Rujak uleg...rujaknya orang yang hati (pikiran) nya sedang buntu / nggak tahu jalan keluar. Bengong kepala pusing pikiran gelisah, red)
Entah siapa nama penulis lagu rujak uleg ini dan sejak kapan mulai diciptakan. Apa alasan penciptanya menulis lagu yang mengait-ngaitkan dengan rujak uleg itu, saya sendiri juga belum tahu persisnya. Apa lirik lagu itu sekedar lelucon yang tak berdasar atau istilah Jawanya Gothak gathuk mathuk.Â
Sepertinya kalau mengonsumsi rujak uleg dengan bumbu sedikit pedas memang menyebabkan mata yang tadinya ngantuk menjadi terbelalak. Yang tadinya terkena flu ringan seperti batuk dan hidung tersumbat setelah mengonsumsi rujak uleg berbumbu sedikit pedas maka batuknya menjadi reda dan bernafaspun dengan lega karena hidungnya menjadi plong, tidak tersumbat lagi. Masih tidak percaya? Coba buktikan sendiri sensasi kuliner rujak uleg itu.
Namun harus diakui di antara beberapa makanan tradisional yang ada di Surabaya seperti semanggi, lontong mie, lontong balap, lontong kupang, rawon dan rujak uleg (cingur), hanya kuliner rujak uleg sajalah yang sementara ini diangkat oleh pemerintah kota (pemkot) Surabaya untuk dijadikan ajang festival tahunan yang dinamakan Festival Rujak Uleg.Â