Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apapun Nama Gunungnya, Tolak Angin Wajib Dibawa Saat Mendaki

14 Agustus 2018   23:40 Diperbarui: 16 Agustus 2018   05:38 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hawa dingin bisa diatasi dengan Tolak Angin Herbal (dok.pri)

Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas (traveling) yang umumnya disukai oleh kaum muda. Meski demikian bukan berarti kaum tua tidak menyukai dunia pendakian itu. Saya termasuk salah satu penikmat aktivitas pendakian meski usia saya sudah tidak muda lagi.

Saya termasuk pendaki amatir (amateur climber). Beberapa gunung di Jawa Timur seperti Semeru (Ranu Kumbolo), Kawah Ijen (Banyuwangi -- Bondowoso ), Bromo, Seribu tangga Pangklungan (Wonosalam -- Jombang), lereng Gunung Penanggungan (kawasan Jalatunda / Trawas Mojokerto dan kawasan Sumber Tetek / Gempol -- Pasuruan) dan Gunung Surowiti (Panceng -- Gresik) sudah pernah saya jelajahi. Meski belum mahir betul namun pengalaman pendakian tadi akan menjadi pelajaran berharga untuk pendakian selanjutnya.

Tetap nyaman mendaki dengan Tolak Angin Herbal (dok.pri)
Tetap nyaman mendaki dengan Tolak Angin Herbal (dok.pri)
Mendaki gunung memang asyik dan menyenangkan sekaligus melelahkan. Perlu persiapan yang matang, baik dari segi mental maupun fisik (stamina) sebelum mendaki gunung. 

Kondisi (stamina) tubuh yang prima dengan ditunjang oleh suasana hati yang happy yang terbebas dari masalah-masalah yang mendera menjadi modal dasar seorang pendaki agar bisa mendaki dengan selamat dan sukses sampai di titik (sasaran) yang dituju.

Mendaki gunung bisa dilakukan sendiri (solo climber) atau berkelompok. Semua cara itu sama-sama asyiknya. Toh ketika sampai di pos yang dituju (puncak) akan bertemu dengan para pendaki lainnya.

Mendaki gunung tetap memerlukan bekal bahan makanan (logistik) yang cukup. Makanan sehat dan minuman yang cukup akan menjadi sumber energi untuk melakukan pendakian. 

Meski demikian perlu perhitungan matang agar logistik yang dibawa tidak terlalu memberatkan langkah pendakian. Bila diperlukan, seorang pendaki bisa menggunakan jasa tukang angkut barang (porter gunung).

Jangan lupa membawa Tolak Angin

Selain bekal berupa makanan dan minuman yang cukup biasanya di dalam ransel seorang pendaki tak ketinggalan pula obat (krim) gosok dan jamu (obat) Tolak Angin.

Meski menyenangkan namun mendaki gunung juga penuh resiko terutama bagi para pendaki yang teledor dengan keselamatan mereka. 

Tolak Angin Herbal memulihkan stamina yang kendor setelah mendaki (dok.pri)
Tolak Angin Herbal memulihkan stamina yang kendor setelah mendaki (dok.pri)
Berjalan kaki menyusuri gunung memerlukan kondisi jantung yang sehat, keadaan tulang (persendian) yang kokoh dan sehat serta daya tahan tubuh yang prima, yang tak mudah sakit akibat suhu udara gunung yang cukup ekstrim.

Tolak Angin Herbal produksi Jamu Sidomuncul Semarang yang terkenal sejak 1951 akan selalu menjadi teman setia saya dalam mendaki gunung.

Umumnya rekan-rekan pendaki juga menjadikan Tolak Angin Herbal sebagai jamu cair yang sangat ampuh, agar selama pendakian stamina tubuh tidak loyo.

Komposisi Tolak Angin dan manfaat masing-masing bahan penyusunnya

Tolak Angin (herbal) menjadi teman setia pendakian (dok.pri)
Tolak Angin (herbal) menjadi teman setia pendakian (dok.pri)
Di dalam setiap 15 ml cairan jamu Tolak Angin Sidomuncul terdapat ekstrak 10 % Foeniculli fructus (adas), 10% Isorae fructus (kayu ules), 10% Caryophyli folium (daun cengkeh), 10% Menthae arvensitis herba (daun mint / poko), 10% Zingiberis rhizoma (jahe), Mel depuratum (madu) serta bahan-bahan lain.

Selama ini sebagian orang, tak terkecuali para pendaki gunung, menganggap kalau cairan Tolak Angin Herbal itu cuma berkhasiat untuk mengatasi masuk angin. 

Padahal khasiat atau kegunaan Tolak Angin Herbal itu lebih banyak, antara lain untuk meredakan gejala kembung, mual, sakit perut, pusing, meriang, kelelahan, kurang tidur dan tenggorokan kering. 

Madu 

Sesuai hasil analisis kimia, glukosa dalam madu merupakan jenis gula monosakarida yang mudah diserap oleh usus tanpa membutuhkan proses pemecahan, bahkan di dalam dunia medis, glukosa sering langsung disuntikkan ke dalam pembuluh darah, itu menandakan bahwa glukosa merupakan senyawa yang sudah sesuai dengan sistem yang ada di dalam tubuh manusia. 

Berbeda dengan gula pasir yang merupakan jenis gula disakarida, tidak dapat langsung diserap ke dalam darah, melainkan harus dipecah terlebih dahulu menjadi monosakarida di dalam usus halus. 

Sehingga madu dapat dengan cepat memulihkan tenaga dan cocok untuk penderita gangguan fungsi hati (1).

Adas

Adas bersifat sebagai antiflatulent. Antiflatuent pada adas bisa mengurangi produksi gas yang ada di dalam perut. Adas juga bermanfaat untuk mengobati penyakit jantung, hal itu dikarenakan kandungan serat yang ada dalam biji adas menjaga kestabilan kolesterol baik atau HDL di dalam tubuh. 

LDL di dalam tubuh juga bisa diturunkan menggunakan biji adas. Kestabilan kolesterol bisa menjaga tubuh dari berbagai macam penyakit kronis misalnya jantung dan juga stroke.

Tanaman adas bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh dikarenakan kandungan vitamin C yang ada didalamnya bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun sehingga kekebalan tubuh akan meningkat (2).

Kayu Ules

Buah kayu ules digunakan sebagai zat pendingin, obat perut, antispasmodik, hemostatik dan vermifuge. Senyawa ini dapat digunakan untuk mengobati permasalahan pada perut seperti perut kembung, diabetes, diare dan disentri. 

Secara tradisi, akar dan buah yang di jus digunakan untuk menyembuhkan gigitan ular dengan cara dioles. Buah kayu ules bisa dicampur dengan ramuan atau rempah untuk menyegarkan dan menambah stamina ibu yang baru melahirkan (3).

Daun Cengkeh 

Daun cengkeh diperkaya oleh antioksidan eugenol untuk melawan radikal bebas dalam tubuh yang bisa memicu perkembangan kanker.

daun cengkeh juga mengandung vitamin C sebagai antioksidan untuk membantu menetralisir radikal bebas.

Kekuatan antioksidan dalam daun cengkeh bahkan dilaporkan lima kali lebih efektif daripada vitamin E dan jenis antioksidan lainnya.

Penumpukan radikal bebas dalam tubuh dapat merusak kode DNA dan menyebabkan stres oksidatif sehingga memicu berbagai penyakit kronis.

Mulai dari radang sendi, penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, sampai menyebabkan penuaan (4).

Mint (Poko)

Adapun manfaat daun mint (poko) ialah menjadi bahan aromatik dalam beberapa ramuan. Mengelurkan gas dari saluran pencernaan (karminatif). Mengurangi ketegangan otot (antipasmodik). Memperlancar pengeluaran keringan (diaforetik). Menjadi obat untuk meringankan gejala batuk secara alami. Membantu mengobati sakit kepala. Membantu mengobati sakit perut.

Manfaat daun poko lainnya ialah bisa menjadi obat rematik alami dan juga permasalahan sendi lainnya (5). 

Jahe 

Secara historis, manfaat jahe adalah untuk menyehatkan sistem pencernaan serta mencegah penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti perut kembung, sembelit, atau naiknya asam lambung terkait dengan stres.

Manfaat jahe ternyata mendukung kesehatan tulang lho. Sebab sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa ekstrak jahe efektif untuk mengobati penyakit osteoarthritis.

Kandungan bahan aktif alami di dalam jahe yang bernama 6-gingerol diketahui berguna untuk mengatur tekanan darah dan mendukung kesehatan kardiovaskular. Sehingga bisa dikatakan bertambah satu lagi manfaat jahe yakni untuk menjaga kesehatan jantung hingga sebagai obat alami untuk penyakit jantung.

Sistem kekebalan tubuh yang kuat sangat dibutuhkan untuk menghalau datangnya beragam penyakit. Salah satu cara alami untuk memperkuat imunitas adalah dengan rajin makan jahe (6).

Mendaki gunung? Nggak perlu khawatir lagi karena Tolak Angin (herbal) akan menjadi teman setia yang sangat membantu mengatasi bukan hanya masalah masuk angin namun juga stamina yang mulai mengendor, rasa lelah pada tulang (persendian), kesehatan jantung si pendaki saat melakukan pendakian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun