Jangankan warga pendatang, masyarakat asli Surabaya saja kadang tak mengetahui keberadaan makam Kyai Sedo Masjid itu.Â
Bila Anda atau kita semua sangat hafal (familiar) dengan lokasi Tugu Pahlawan Surabaya yang merupakan landmarknya Kota Surabaya, maka persis di seberang kompleks Monumen Tugu Pahlawan, tepatnya di kawasan Jalan Tembakan itulah kompleks pusara Kyai Sedo Masjid berada.
Nama Kyai Sedo Masjid sebenarnya merupakan sebutan yang diberikan untuk seorang pejuang Islam (kyai) bernama Badrun yang telah gugur di dalam masjid saat beliau dan para pejuang Islam lainnya mempertahankan cikal bakal Masjid Kemayoran pertama yang posisinya diperkirakan sekarang bernama kawasan Tugu Pahlawan itu.
Belanda bermaksud menggusur kawasan Masjid Kemayoran pertama (ada yang menyebutnya Masjid Jamik Sura Pringga) dengan membangun gedung pengadilan tinggi dan kantor pemerintah daerah (gubernur). Tentu saja upaya Belanda itu ditentang keras oleh sejumlah santri dan kyai masjid.Â
Pertempuranpun tak terelakkan sehingga mengakibatkan tewasnya Kyai Badrun akibat tertembak oleh senjata pasukan Belanda. Selanjutnya kawasan dimana terjadi penembakan Kyai Badrun itu dinamakan Jalan Tembakan.
Peristiwa tewasnya Kyai Badrun tak lantas menyurutkan gerak perjuangan para kyai dan santri lainnya. Mereka tetap berjuang mempertahankan masjid hingga titik darah penghabisan.Â
Melihat keberanian dan kegigihan para pejuang Islam pengikut Kyai Badrun itulah menyebabkan Belanda merasa kewalahan dan akhirnya memutuskan mengganti lokasi masjid ke tanah (lahan) milik seorang serdadu Belanda berpangkat mayor.Â
Selanjutnya masjid yang baru dibangun itu dinamakan Masjid Kemayoran yang lokasinya kini berada di Jalan Indrapura, persis di depan gedung kantor DPRD Jawa Timur.
Makam Kyai Sedo Masjid Sebagai Cagar BudayaÂ
Sebagai bangunan cagar budaya bersejarah yang dilindungi undang-undang, kompleks makam Kyai Sedo Masjid harusnya lebih mudah diakses (dikunjungi) oleh masyarakat luas (publik). Â