Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Makam "Tembakan" Surabaya, Jejak Sejarah yang Nyaris Terabaikan

8 Juli 2018   23:00 Diperbarui: 9 Juli 2018   20:56 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi dalam Makam Tembakan (Dokumentasi Pribadi)

Jangankan warga pendatang, masyarakat asli Surabaya saja kadang tak mengetahui keberadaan makam Kyai Sedo Masjid itu. 

Bila Anda atau kita semua sangat hafal (familiar) dengan lokasi Tugu Pahlawan Surabaya yang merupakan landmarknya Kota Surabaya, maka persis di seberang kompleks Monumen Tugu Pahlawan, tepatnya di kawasan Jalan Tembakan itulah kompleks pusara Kyai Sedo Masjid berada.

Nama Kyai Sedo Masjid sebenarnya merupakan sebutan yang diberikan untuk seorang pejuang Islam (kyai) bernama Badrun yang telah gugur di dalam masjid saat beliau dan para pejuang Islam lainnya mempertahankan cikal bakal Masjid Kemayoran pertama yang posisinya diperkirakan sekarang bernama kawasan Tugu Pahlawan itu.

Belanda bermaksud menggusur kawasan Masjid Kemayoran pertama (ada yang menyebutnya Masjid Jamik Sura Pringga) dengan membangun gedung pengadilan tinggi dan kantor pemerintah daerah (gubernur). Tentu saja upaya Belanda itu ditentang keras oleh sejumlah santri dan kyai masjid. 

Pertempuranpun tak terelakkan sehingga mengakibatkan tewasnya Kyai Badrun akibat tertembak oleh senjata pasukan Belanda. Selanjutnya kawasan dimana terjadi penembakan Kyai Badrun itu dinamakan Jalan Tembakan.

Peristiwa tewasnya Kyai Badrun tak lantas menyurutkan gerak perjuangan para kyai dan santri lainnya. Mereka tetap berjuang mempertahankan masjid hingga titik darah penghabisan. 

Melihat keberanian dan kegigihan para pejuang Islam pengikut Kyai Badrun itulah menyebabkan Belanda merasa kewalahan dan akhirnya memutuskan mengganti lokasi masjid ke tanah (lahan) milik seorang serdadu Belanda berpangkat mayor. 

Selanjutnya masjid yang baru dibangun itu dinamakan Masjid Kemayoran yang lokasinya kini berada di Jalan Indrapura, persis di depan gedung kantor DPRD Jawa Timur.

Makam Kyai Sedo Masjid Sebagai Cagar Budaya 

Prasasti cagar budaya dari pemkot Surabaya (Dokumentasi Pribadi)
Prasasti cagar budaya dari pemkot Surabaya (Dokumentasi Pribadi)
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menetapkan kompleks makam Kyai Sedo Masjid atau Makam Tembakan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi negara berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surabaya 188.45/251/142.104/1996 nomer urut 48.

Sebagai bangunan cagar budaya bersejarah yang dilindungi undang-undang, kompleks makam Kyai Sedo Masjid harusnya lebih mudah diakses (dikunjungi) oleh masyarakat luas (publik).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun