Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengunjungi Museum Sepuluh November, Seolah Larut dalam Kisah Heroik di Surabaya

8 Juli 2018   13:59 Diperbarui: 8 Juli 2018   19:23 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diorama pertempuran Surabaya (dok.pri)
Diorama pertempuran Surabaya (dok.pri)
Peristiwa heroik 10 November sudah meninggalkan kita 73 tahun lamanya namun rekam jejak gigihnya semangat perjuangan Arek-arek Suroboyo yang rela berkorban sampai titik darah penghabisan itu hingga kini masih bisa kita saksikan dalam Museum Sepuluh November Surabaya.

Museum Sepuluh November didirikan pada tanggal 10 November 1991 guna menunjang keberadaan Monumen Tugu Pahlawan yang telah berdiri sebelumnya, yakni tanggal 10 November 1951. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 19 Februari 2000. 

Bung Tomo tersenyum (dok.pri)
Bung Tomo tersenyum (dok.pri)
Koleksi utama dari museum ini adalah suara pidato Bung Tomo, radio peninggalan Bung Tomo, Senjata-senjata otomatis (peninggalan peperangan), diorama yang menggambarkan kekompakan berbagai elemen rakyat Surabaya melawan penjajah (Inggris) dan sekutunya, foto-foto lengkap dengan keterangannya yang menggambarkan berbagai kejadian yang mengiringi meletusnya peristiwa 10 November 1945, meriam dan tank ampibi hasil rampasan para pejuang Surabaya, mobil Bung Tomo, benda-benda peninggalan H.R Muhammad dan masih banyak lagi.

Bung Tomo kala itu dikenal sebagai pejuang yang sangat berperan dalam mengobarkan semangat juang Arek-arek Suroboyo melalui pidatonya yang menggelora yang dipancarkan Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya. 

Selain nama besar Bung Tomo sebagai penggelora semangat juang Arek-arek Suroboyo, sejumlah nama yang turut berjasa dalam revolusi di Surabaya itu di antaranya adalah : M. Soejono, Loekitaningsih, Isbandijah, Residen Soedirman, D. Surip, Abdoellah, Wahib Wahab, Achijat, HR. Muhammad, Soetjipto Danoekoesoemo, Bu Dar Mortir, Mas Isman, Doel Arnowo, Iswahyudi dan Hario Kecik.

Berbagai senjata api yang digunakan oleh pejuang Surabaya kala itu maupun persenjataan hasil rampasan tentara Jepang dipajang secara apik dalam tempat berkaca. Para pengunjung museum termasuk saya dibuat penasaran dengan koleksi museum yang berupa persenjataan itu. 

Salah satu koleksi berupa pistol yang digunakan pejuang bernama Hario Kecik begitu menyita perhatian saya dan para pengunjung museum lainnya. 

Pistol yang bernama Mauser Parabellum itu merupakan salah satu senjata api yang berhasil dirampas dari markas Kempetai (polisi militer Jepang) pada akhir September 1945. 

Berfoto ria (dok.pri)
Berfoto ria (dok.pri)
Mauser Parabellum (dok.pri)
Mauser Parabellum (dok.pri)
Mauser Parabellum pada akhirnya menjadi senjata andalan yang sering digunakan Hario Kecik untuk menewaskan pasukan Inggris dan sekutunya pada kurun waktu Oktober sampai November 1945.

Menurut catatan sejarah, pistol ini ternyata sering dipakai dalam setiap revolusi yang terjadi di berbagai masa dan tempat, mulai dari Revolusi Bolshevik di Rusia,  revolusi di Cina dan revolusi yang terjadi di Amerika Latin.

Kualitas dan material  pistol Mauser Parabellum termasuk yang terbagus di masanya. Bahkan disebut-sebut sebagai senjata legendaris bangsa-bangsa di berbagai penjuru dunia yang tengah menjalani proses revolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun