Pada kesempatan sebelumnya saya pernah mengatakan kalau di dalam kompleks Monumen Tugu Pahlawan juga terdapat sebuah museum yang setidaknya menjadi rekam jejak pertempuran di Surabaya.
Sayangnya tidak banyak pengunjung kompleks Monumen Tugu Pahlawan Surabaya yang tergerak hatinya hingga bersedia mendatangi museum itu. Mungkin mereka berpikir kalau museum itu hanya cocok untuk anak-anak sekolah atau kuliahan saja.Â
![Salah satu ruang pamer Museum Sepuluh November Surabaya (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-02-5b41ad8bbde57574666c1f93.jpg?t=o&v=770)
Terlepas apakah benda-benda yang menjadi koleksi Museum Tugu Pahlawan atau Museum Sepuluh November itu sudah ditata secara apik atau belum, setiap pengunjung tentu mempunyai penilaian yang berbeda-beda.
![Menyaksikan foto-foto perjuangan di Surabaya (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-07-5b41ae8bdd0fa8370e114675.jpg?t=o&v=770)
Seolah larut dalam peristiwa 10 November 1945
Negara dan Bangsa Indonesia menganugerahkan gelar kota pahlawan untuk Kota Surabaya karena kota berlambang ikan hiu (sura) dan buaya (baya = boyo) itu pernah menjadi ajang pertempuran dahsyat antara Arek-arek Suroboyo (warga Surabaya) dengan Inggris dan sekutunya.
![Koleksi persenjataan (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-03-5b41b17716835f34e312c5a3.jpg?t=o&v=770)
Tidak sedikit nyawa dari pihak rakyat Surabaya gugur membela bangsa dan negara. Kabarnya mencapai puluhan (20.000) hingga ratusan ribu (300.000) jiwa yang gugur di medan perang. Kota Surabaya sempat dikabarkan sebagai kota mati paska pertempuran sengit itu.Â
![Koleksi persenjataan (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-04-5b41aed7bde5750c01236184.jpg?t=o&v=770)
Setelah insiden penyobekan bendera, suasana Surabaya masih memanas, beberapa hari setelah tentara sekutu yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) mendarat, tanggal 30 Oktober 1945 meletuslah pertempuran di kawasan depan Gedung Internatio Jembatan Merah Surabaya hingga menewaskan Jendral AWS Mallaby.Â
![Diorama pertempuran Surabaya (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-08-5b41b42e16835f3dad1e4634.jpg?t=o&v=770)
Museum Sepuluh November didirikan pada tanggal 10 November 1991 guna menunjang keberadaan Monumen Tugu Pahlawan yang telah berdiri sebelumnya, yakni tanggal 10 November 1951. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 19 Februari 2000.Â
![Bung Tomo tersenyum (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-05-5b41b8945e137312e41d5f83.jpg?t=o&v=770)
Bung Tomo kala itu dikenal sebagai pejuang yang sangat berperan dalam mengobarkan semangat juang Arek-arek Suroboyo melalui pidatonya yang menggelora yang dipancarkan Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya.Â
Selain nama besar Bung Tomo sebagai penggelora semangat juang Arek-arek Suroboyo, sejumlah nama yang turut berjasa dalam revolusi di Surabaya itu di antaranya adalah : M. Soejono, Loekitaningsih, Isbandijah, Residen Soedirman, D. Surip, Abdoellah, Wahib Wahab, Achijat, HR. Muhammad, Soetjipto Danoekoesoemo, Bu Dar Mortir, Mas Isman, Doel Arnowo, Iswahyudi dan Hario Kecik.
Berbagai senjata api yang digunakan oleh pejuang Surabaya kala itu maupun persenjataan hasil rampasan tentara Jepang dipajang secara apik dalam tempat berkaca. Para pengunjung museum termasuk saya dibuat penasaran dengan koleksi museum yang berupa persenjataan itu.Â
Salah satu koleksi berupa pistol yang digunakan pejuang bernama Hario Kecik begitu menyita perhatian saya dan para pengunjung museum lainnya.Â
Pistol yang bernama Mauser Parabellum itu merupakan salah satu senjata api yang berhasil dirampas dari markas Kempetai (polisi militer Jepang) pada akhir September 1945.Â
![Berfoto ria (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/picsart-07-08-01-53-33-5b41b2e0ab12ae173a6b9a52.jpg?t=o&v=770)
![Mauser Parabellum (dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/08/museum-tugu-pahlawan-09-5b41b72cf1334422e5000e02.jpg?t=o&v=770)
Menurut catatan sejarah, pistol ini ternyata sering dipakai dalam setiap revolusi yang terjadi di berbagai masa dan tempat, mulai dari Revolusi Bolshevik di Rusia, Â revolusi di Cina dan revolusi yang terjadi di Amerika Latin.
Kualitas dan material  pistol Mauser Parabellum termasuk yang terbagus di masanya. Bahkan disebut-sebut sebagai senjata legendaris bangsa-bangsa di berbagai penjuru dunia yang tengah menjalani proses revolusi.
Mendengarkan siaran radio Bung Tomo yang begitu berapi-api, mengamati berbagai foto perjuangan di Surabaya yang dipasang di dinding museum, menyaksikan aneka diorama yang menggambarkan revolusi di Surabaya dan berbagai koleksi persenjataan kala itu menjadikan bulu kuduk saya merinding bercampur haru, saya atau mungkin pengunjung museum lainnya seolah ikut larut dalam kisah heroik 10 November 1945.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI