Minggu pagi adalah saat yang tepat bagi para keluarga di Indonesia untuk melakukan refreshing setelah di hari-hari sebelumnya penat oleh berbagai aktivitas yang membosankan, apakah itu kegiatan sekolah (perkuliahan) atau bekerja.
Di beberapa ruas jalan utama yang ada di sebagian kota besar Indonesia pada hari Minggu itu kerap kali digelar acara Car Free Day (CFD).Â
Di Surabaya misalnya, CFD berlangsung di sebagian ruas Jalan Raya Darmo, kawasan Taman Bungkul dan kawasan Jalan Pahlawan Surabaya.
Nah, bagi Anda yang kebetulan berkesempatan mengisi hari Minggu di Surabaya, dua tempat yang saya sebut di atas tadi bisa Anda datangi.Â
Minggu pagi asyiknya plesir ke Tugu PahlawanÂ
Pada Minggu pagi kawasan Tugu Pahlawan Surabaya sampai sepanjang Jalan Indrapura, depan gedung kantor DPRD Jatim dan Masjid Kemayoran penuh sesak dengan lapak-lapak para pedagang pasar kaget. Beraneka barang ditawarkan di sepanjang jalan itu.
Setelah puas berburu barang kebutuhan di keramaian pasar kaget Tugu Pahlawan Surabaya, jangan sampai terlewatkan mengunjungi monumen Tugu Pahlawan yang juga jadi landmarknya kota buaya Surabaya.
Monumen Tugu Pahlawan berada di suatu tanah lapang yang cukup luas. Kabarnya sih luasnya kira-kita 2,5 hektar. Kawasan di mana monumen berada bernama Alun-alun Contong.
Kedua patung pendiri bangsa itu berdiri di dekat puing-puing gedung Pengadilan Tinggi zaman kolonial Belanda di Surabaya.
Para pengunjung terutama anak-anak dan kaum remaja, tampak antusias meluapkan kegembiraan mereka di tengah lapangan dengan berlarian ke sana kemari atau berolah raga seperti bermain bola sekenanya.
Sementara itu di sekeliling lapangan rumput tumbuh pepohonan yang bukan saja rindang meneduhkan namun juga termasuk pohon yang langka dan dilindungi.Â
Di sekeliling lapangan rumput juga terdapat trotoar lengkap dengan tempat duduk dan teras payonnya. Tak ubahnya alun-alun dengan berbagai bangunan lain yang ada di dalamnya.
Selain alun-alun (lapangan rumput), taman bunga, trotoar dan patung kedua proklamator kemerdekaan RI, di dalam area Tugu Pahlawan juga terdapat makam pahlawan tak dikenal yang gugur saat peristiwa 10 November 1945.Â
Sejak tahun 2000 di kompleks monumen Tugu Pahlawan Surabaya juga berdiri Museum Sepuluh Nopember yang diresmikan penggunaannya oleh almarhum KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden RI kala itu.
Tentang Tugu Pahlawan SurabayaÂ
Tugu Pahlawan didirikan untuk mengenang kembali kisah kepahlawanan Arek-arek Suroboyo yang gugur dalam berjuang melawan tentara Inggris dan sekutunya.
Menurut catatan sejarah, ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen Tugu Pahlawan Surabaya.Â
Menurut Gatot Barnowo, Tugu Pahlawan dibangun atas prakarsa Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian beliau menunjuk Ir. Tan sebagai arsiteknya, yang selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.
Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Doel Arnowo, Walikota Surabaya kala itu. Untuk perencanaan dan gambarnya selanjutnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko.
Monumen Tugu Pahlawan dibangun selama sepuluh bulan dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H