Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mencari Jejak "Joko Jumput" di Tengah Hiruk-pikuknya Surabaya

9 Mei 2018   02:55 Diperbarui: 9 Mei 2018   15:23 5531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusara Joko Jumput dan keluarganya (dok.pri)

"Yang nisannya runcing itu milik Joko Jumput, di sampingnya adalah nisan ibu angkatnya" terang Pak Nandar yang awal tahun 2017 lalu diangkat menjadi juru kunci.

Lebih lanjut bapak dengan 3 anak dan 2 cucu itu mengatakan kalau 2 makam lainnya adalah milik Dewi Ambarwati (sumber lain menyebutnya Purbowati) dan makam pengawal Joko Jumput. 

Selain dipercaya warga sebagai juru kunci situs makam Joko Jumput, bapak kelahiran 68 tahun silam itu juga aktif di organisasi Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan Surabaya.

"Kawasan Praban itu dulunya bernama Praban Kinco" ujar Pak Nandar menirukan cerita dari para leluhurnya. 

Kata Praban berasal dari kata prabu yang artinya raja. Diperkirakan dulu Praban merupakan tempat kediaman para prabu (raja). Beberapa perkampungan (daerah) di sekitar Praban yang ditengarai dulunya merupakan sebuah kerajaan adalah Tumenggungan, Kepatihan dan Bubutan.

"Sejak kecil Joko Jumput dipelihara oleh perempuan janda peracik jamu yang dijuluki Mbok Rondo Praban Kinco" imbuh lelaki asli Praban yang kesehariannya membantu sang istri tercinta berjualan makanan itu.

Batu nisan Joko Jumput (dok.pri)
Batu nisan Joko Jumput (dok.pri)
Joko Jumput adalah nama yang unik. Joko merupakan gelar atau panggilan untuk anak (remaja) laki-laki sedangkan Jumput bisa diartikan mengambil sedikit.

Pada kurun waktu tertentu dikisahkan bahwa Joko Jumput melakukan pertarungan melawan para kesatria (raja) yang sakti. Joko Jumput selalu mengalami kekalahan. Sampai suatu ketika ia yang terluka parah itu meminta pertolongan sang ibu yang dikenal sebagai ahli pembuat jamu. 

Alu dan lumpang dari andesit (dok.pri)
Alu dan lumpang dari andesit (dok.pri)
Warisan ibu angkat Joko Jumput yang berupa peralatan membuat jamu dari batu andesit hingga kini masih bisa kita saksikan keberadaannya, peralatan itu (alu dan lumpang) diletakkan di dekat makam.

Luka parah yang diderita Joko Jumput tak lama kemudian sembuh kembali. Sang ibu kemudian membekali Joko Jumput dengan cemeti (cambuk) yang memiliki kesaktian tiada tara. Para kesatria dari kerajaan lain itupun bisa ditaklukkan hingga pada akhirnya berhasil mempersunting Dewi Ambarwati.

Diperkirakan kisah kepahlawanan Joko Jumput itu berlangsung pada kurun waktu 1600 sampai 1700 masehi, di mana kala itu Surabaya masih dibawah kekuasaan kolonialisme Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun