Rumah Pak Nandar, demikian sapaan akrab Kusnandar berjarak beberapa ratus meter dari situs makam Joko Jumput. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati gang kecil di kawasan Praban atau berkendara roda dua dan empat, masuk dari kawasan Baliwerti Surabaya.Â
Saat memasuki Praban gang III, setiap pengendara harus berjalan kaki. Setelah bertanya kepada salah seorang warga, tahulah saya kalau rumah yang di depannya terdapat lapak gado-gado itulah kediaman Pak Nandar dan keluarganya.
Kami akhirnya saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Tak lama kemudian kami bersama-sama berjalan kaki menuju situs makam Joko Jumput.Â
Tak seperti kompleks makam tokoh atau pahlawan pada umumnya, situs makam Joko Jumput ini terbilang kecil, berada di ruangan yang sempit. Nyaris tak terlihat, terhimpit bangunan-bangunan besar di antara hiruk-pikuknya kawasan Jalan Praban. Seperti diketahui bersama, selama ini Jalan Praban menjadi sentra perdagangan (pertokoan) khususnya dalam dunia persepatuan.
Setelah membukakan pintu gerbang makam yang terbuat dari besi itu kemudian  Pak Nandar mempersilahkan saya masuk ke dalam ruangan tempat persemayaman Joko Jumput dan keluarganya.
Pak Nandar memulai ceritanya bahwa sekitar tahun 1984 di kawasan pertokoan Jalan Praban pernah terjadi kebakaran hebat. Setelah warga bergotong-royong membersihkan puing-puing bangunan ternyata ditemukan beberapa batu nisan kuno.Â
Para tokoh masyarakat dan warga Praban masih bertanya-tanya, milik siapakah batu nisan itu. Akhirnya mereka sepakat untuk mendatangkan orang pintar (paranormal) guna menerawang secara batin dan menemukan siapa sosok yang disemayamkan dengan ditandai batu nisan itu.Â
Sumber lain menyebutkan bahwa makam kuno milik Joko Jumput dan keluarganya sudah lama ada (ditemukan) namun tidak terawat. Setelah peristiwa kebakaran hebat yang melahab bangunan pertokoan yang ada di samping makam ternyata kuburan kuno itu tidak ikut terbakar. Di situlah warga mulai melakukan pemeliharaan lebih serius hingga sekarang.
Untuk kesekian kalinya masyarakat Praban kembali mendatangkan paranormal. Sang paranormalpun mengeluarkan segenap kemampuannya dan mencoba menerawang dengan mata batinnya kemudian menyimpulkan kalau suara itu adalah suara gaib kuda yang ditunggangi Joko Jumput lengkap dengan dokar (delman) nya.
Sejak kejadian itu masyarakat Praban percaya kalau batu nisan kuno yang ditemukan setelah terjadinya kebakaran hebat 34 tahun silam itu adalah batu nisan milik Joko Jumput yang menjadi pembabat hutan wilayah Praban dan Surabaya pada umumnya.Â