Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mencari Jejak "Joko Jumput" di Tengah Hiruk-pikuknya Surabaya

9 Mei 2018   02:55 Diperbarui: 9 Mei 2018   15:23 5531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusara Joko Jumput dan keluarganya (dok.pri)

Cerita Joko Jumput untuk pertama kalinya saya dengar ketika kala itu, sekitar tahun tujuh puluhan marak kesenian ludruk yang menjadi acara andalan stasiun Televisi Republik Indonesia Surabaya (sekarang TVRI Jawa Timur). 

Bahkan tak jarang kesenian ludruk yang menampilkan lakon Joko Jumput juga diputar di stasiun-stasiun radio di Surabaya, tak terkecuali Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya.

Kisah kepahlawanan Joko Jumput mungkin sudah ada sejak ratusan tahun silam. Almarhum orang tua atau kakek buyut kami mungkin sudah lebih dulu mendengar cerita tokoh yang dipercaya sebagai cikal-bakal berdirinya Kota Surabaya itu. 

Batu nisan pengawal Joko Jumput dan Dewi Ambarwati (dok.pri)
Batu nisan pengawal Joko Jumput dan Dewi Ambarwati (dok.pri)
Popularitas ketokohan Joko Jumput tak kalah dengan cerita Si Pitung atau SiJampang Jagoan Betawi dari Jakarta.

Ingatan saya di masa silam tentang lakon Joko Jumput yang sering ditampilkan dalam kesenian ludruk ternyata bisa menjadi bahan berharga saat saya melakukan penyusuran, selain itu catatan atau karya tulis dari penulis sebelumnya akan menambah khasanah pandang saya tentang pembabat hutan Surabaya yang saat ini mungkin sudah dilupakan kebanyakan warga Surabaya itu.

Joko Jumput dengan berbagai versi kisahnya ternyata bukan sekedar lakon yang berisi cerita fiktif hasil rekaan para seniman ludruk. Sejatinya dongeng tentang Joko Jumput sungguhan ada lho. Kompleks pusara beliau sebagai bukti jejaknya di masa silam bisa kita saksikan di kawasan Jalan Praban Surabaya.

Meski kawasan Jalan Praban itu mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi serta lokasinya yang berada di pusat keramaian Kota Surabaya namun bagi masyarakat awam, letak makam Joko Jumput itu agak sulit untuk ditemukan. 

Di antara bangunan pertokoan yang ada di Jalan Praban, persis di seberang gedung SMP Negeri 3 itulah makam Joko Jumput berada. Belum ada papan nama atau penanda berukuran besar yang menyebutkan kalau di lokasi itulah kuburan Joko Jumput dan keluarganya berada.

Untuk menggali informasi seputar kisah Joko Jumput di masa lalu, saya harus mewawancarai juru kunci (juru pelihara) situs makam sosok yang disebut-sebut sebagai asal-muasal berdirinya Kota Surabaya itu.

Gerbang masuk pusara Joko Jumput (dok.pri)
Gerbang masuk pusara Joko Jumput (dok.pri)
Pagi menjelang siang (28/03/2018) saya sudah tiba di lokasi makam, sayangnya pintu besi makam dalam keadaan terkunci. Penjaga toko yang terletak persis di samping lokasi makam menginformasikan kalau tempat tinggal juru kunci berada di Jalan Praban gang III. 

Karena tak ingin kunjungan saya sia-sia maka berangkatlah saya menuju rumah Pak Kusnandar yang sudah beberapa bulan ini dipercaya warga setempat untuk menggantikan juru kunci sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun