Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengunjungi Pusara Nyai Ageng Tumengkang Sari, Ahli Jamu di Zaman Sunan Giri

14 Maret 2018   20:49 Diperbarui: 14 Maret 2018   20:58 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Cungkup pusara telah mengalami renovasi berulang kali hingga tampak seperti sekarang ini. Di dalam cungkup utama terdapat nisan Nyai Ageng Tumengkang Sari dan Buyut Susilowatiyang menjadi dayang (pengikut, red) setia beliau. Di sekitar cungkup utama juga kita temukan beberapa nisan yang diyakini sebagai pengikut sang Nyai Ageng yang juga sangat berjasa membantu proses persalinan, mereka itu antara lain Mbah Brojol(Brojol = melahirkan) dan Mbah Goplo.

Sebuah batu andesit berbentuk lumpang yang kala itu dipergunakan untuk membuat jamu masih bisa kita saksikan di halaman cungkup utama. Sayangnya alu yang berfungsi sebagai penumbuk bahan jamu tidak saya temukan, entah ke mana? hilang atau disimpan, saya kurang tahu.

Kompleks makam Islam Sumur Songo yang ada di Kelurahan Sido Kumpul Gresik itu termasuk salah satu kompleks makam yang terawat dengan sangat baik. Pengelola makam sudah membuatkan jalan berpaving agar pengunjung merasa nyaman berjalan saat berziarah di sana. Gedung sebagai tempat merayakan haul Nyai Ageng Tumengkang Sari yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya pada tanggal 12 Syafar juga sudah berdiri di sana.

Satu lagi pemandangan menarik yang kita temukan saat berziarah ke kompleks pusara Nyai Ageng Tumengkang Sari ialah di sekitar makam utama itu banyak kita temukan kuburan dengan batu nisan berbentuk unik. Batu nisan kuburan tua yang tidak diketahui secara jelas siapa yang dikebumikan di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun