Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dibuat Penasaran dengan Fenomena Pasir Berbisik

1 Maret 2017   00:18 Diperbarui: 1 Maret 2017   20:01 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Anda atau pengunjung Bromo lainnya yang kebetulan menggunakan kendaraan sepeda motor biasa (bebek) atau dari jenis matic sebenarnya tak terlalu menjadi masalah namun mengingat jalan menuju Bromo itu berliku, menanjak dan menurun akan lebih baik bila menggunakan sepeda motor yang dilengkapi kopling (persneling) saja atau kendaraan roda empat yang double gardan. Pada saat turun dari view point Penanjakan menuju kawah Bromo dan lautan pasir maka persneling pada sepeda motor Anda bisa berfungsi efektif sebagai engine brake selain rem yang ada. Rem pada roda depan dan belakang serta kopling akan membantu menghambat laju kendaraan.

Berbeda dengan motor matic yang hanya mengandalkan rem dalam menghambat laju kendaraan saat menuruni puncak Penanjakan. Tanjakan dan turunan serta jalan berliku tak jarang menyebabkan rem menjadi lebih cepat panas dan menimbulkan bau seperti benda terbakar (sangit). Dalam keadaan seperti itu boleh jadi rem menjadi tidak pakem lagi alias ngeblong

Maka pengendara motor matic sebaiknya menghentikan perjalanan, beristirahat sejenak untuk memulihkan stamina sekaligus mendinginkan mesin dan rem. Sebaiknya tidak mengguyurkan air secara langsung ke area cakram rem atau tromol yang dalam keadaan panas itu sebab bisa mengakibatkan cakram menjadi bengkok atau malahan pecah akibat shockperubahan suhu. Pengendara cukup dengan mengusapkan kain lap basah pada bagian cakram atau tromol atau menunggu agak dingin dulu baru kemudian disiram air langsung.

Saat mengunjungi kawasan wisata Gunung Bromo, biasanya angan pengunjung hanya tertuju pada sunrise dan kawah aktif, sementara padang savana dan lautan pasir sering terlewatkan. Waktu lebih banyak dihabiskan hanya untuk menikmati sunrise dan kawah aktif selanjutnya mereka lebih memilih kembali ke penginapan atau langsung pulang ke rumah masing-masing.

Rombongan profesor dan mahasiswa UKM (dok.pri)
Rombongan profesor dan mahasiswa UKM (dok.pri)
Jeep khusus wisata Bromo (dok.pri)
Jeep khusus wisata Bromo (dok.pri)
Lain lagi kalau Anda menyewa kendaraan jeep Bromo dengan paket lengkap. Semua spot yang disebutkan dalam paket pasti akan dikunjungi. Pintar-pintar saja nego dengan sopir jeep sebab sebelum sampai di parkiran Desa Ngadisari, para calo jeep sudah siap menyamput kedatangan kendaraan rombongan kita. Ongkos untuk calo saja biasanya 100 ribu rupiah. Biaya sewa 1 jeep hard top saat saya menemani rombongan yang terdiri dari seorang profesor dan delapan mahasiswa Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 2016 yang lalu adalah 700 ribu rupiah. Kalau tanpa calo mungkin harganya lebih murah, berkisar antara 500 hingga 600 ribu rupiah. Apalagi yang datang orang asing pasti pemilik jeep memasang tarif lebih mahal. Saya dengar pada malam tahun baru 2017 kemarin sewa 1 jeep bisa lebih dari 1 juta rupiah.

Gunung Bromo dengan sudut-sudut cantiknya tak pernah bikin bosan orang yang memandangnya. Mulai sunrise dari view point Penanjakan, kawah aktif Bromo, Bukit Cinta, Simpang Dingklik, Savana Teletubies hingga lautan pasir Bromo, semuanya menjadi spot yang tak boleh terlewatkan begitu saja saat menjelajah kawasan Bromo. Lautan pasir oleh masyarakat setempat disebut juga dengan istilah “Segoro Wedhi”. Hamparan padang pasir ini bisa disaksikan bila Anda melanjutkan penyusuran ke sebelah timur Gunung Bromo. Pada musim hujan seperti sekarang ini, jalanan berpasir baik menuju kawah Bromo maupun Segoro Wedhi relatif lebih muda dilalui sebab strukturnya lebih mantap (padat dan keras) akibat guyuran air hujan yang terus-menerus.

Pada musim kemarau, tiupan angin yang kencang tak jarang menyebabkan mata Anda kelilipan akibat terkena debu Bromo atau serpihan pasir, untuk itu Anda perlu mengenakan pelindung kepala atau kaca mata. Berkendara di medan berpasir tak jarang menyebabkan kendaraan roda dua Anda mengalami selip bukan tidak mungkin Anda juga tergelincir dan akhirnya jatuh. Oleh karena itu sepeda motor sebaiknya menggunakan ban khusus untuk medan berpasir, seperti bentuk ban pada sepeda motor trail (Jawa = ban tahu) agar roda bisa lebih mencengkeram tanah berpasir yang ada.

Musim kemarau bukan saja menciptakan suasana gerah di kawasan Bromo, justru di saat itulah pengunjung bisa menyaksikan fenomena alam Bromo yang disebut dengan Pasir Berbisik. Terjangan angin kemarau di permukaan lautan pasir akan menyebabkan butir-butir pasir terangkat, bergesekan satu sama lain hingga menimbulkan suara khas. Fenomena alam berupa suara khas lautan pasir akibat tiupan angin kencang itulah yang dinamakan Pasir Berbisik. Pengunjung Bromo pasti akan dibuat penasaran dengan spot ini, yang ada hanyalah hamparan pasir yang sangat luas. Sementara itu, Gunung Bromo dengan gumpalan asapnya yang tebal juga Gunung Batok yang ada disampingnya menambah cantik panorama Pasir Berbisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun