Sayangnya saat itu saya belum sempat menyaksikan bunganya yang kabarnya berwarna putih dan mengeluarkan bau harum semerbak. Tapi melihat batangnya yang penuh duri, daun-daunnya yang hijau mengkilap hanya tumbuh dan bergerombol di ujung batang serta habitusnya tinggi menjulang menjadikan tanaman gurun itu terlihat spesial, unik sekaligus eksotis. Penasaran ingin menanam Pachypodium?
Pada tanaman Pachypodium dewasa yang sudah menghasilkan bunga dan buah, biji bisa dijadikan bahan perkembang-biakkan. Selain itu cara-cara perbanyakan dengan stek dan teknik sambung (grafting) seperti pada Adenium juga bisa diterapkan.
Yang harus diperhatikan saat memotong bahan untuk stek, dijaga agar tidak menjadi pintu masuk serangan penyakit atau jamur. Biasanya potongan batang Pachypodium tadi diolesi dengan fungisida (Dithane M-45) atau bisa diakali dengan bahan yang lebih murah seperti semen atau kapur bangunan. Setelah itu dikering-anginkan beberapa lama baru kemudian ditanam.
Mengingat tanaman unik bin eksotis itu sekujur batangnya penuh dengan duri maka saat memotong hendaknya berhati-hati. Pilih saja batang Pachypodium dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Proses menyambung juga tak berbeda jauh dengan Adenium, gunakan teknik menyayat berbentuk V dan tutup rapat dengan plastik transparan agar terhindar dari terobosan air hujan. Sebaiknya tanaman hasil teknik sambung diletakkan di tempat teduh tapi tetap cukup mendapat sinar matahari.
[caption caption="Menjulang tinggi seperti pinang"]
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H