Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sampah Disulap Jadi Energi Listrik

30 Desember 2015   09:38 Diperbarui: 17 November 2017   06:02 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah di Indonesia yang melimpah bahkan sampai puluhan juta ton pertahunnya sebenarnya merupakan sumber energi yang tak pernah habis alias terbarukan. Jumlahnya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk yang diikuti dengan meningkatnya aktivitas perekonomian. Beberapa kota di Indonesia seperti Bali, Palembang, Gresik, Bantar Gebang Bekasi sudah menerapkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi alternatif berupa energi listrik.

Di Palembang misalnya, pemerintah setempat telah membangun pembangkit listrik berkapasitas 500 mega watt yang menggunakan bahan bakar dari sampah. Demikian pula dengan di Bali, untuk 1000 ton sampah yang diproses di pabrik pengolahan sampah pulau itu mampu menghasilkan energi sebesar 35 mega watt. Pabrik pengolahan sampah di Pulau Dewata itu seharinya mampu menghasilkan listrik sebesar 850 mega watt.

Penggunaan teknologi pembakaran sampah untuk menghasilkan energi listrik juga sudah dikembangkan oleh PT. Semen Indonesia (dulu PT. Semen Gresik) dengan kapasitas pembakaran 240 ton perharinya. Energi listrik yang dihasilkan disalurkan untuk kebutuhan operasional PT. Semen Indonesia.

Teknologi pengolahan (pembakaran) sampah untuk menghasilkan energi alternatif berupa listrik sebenarnya sudah sejak lama diterapkan di negara-negara barat yang notabene sudah maju teknologinya. Di Indonesia penerapannya belum merata di seluruh wilayah, itupun masih terjadi pro dan kontra seputar pembangunan pabrik yang mengolah sampah rakyat itu.

Pemanfaatan energi apakah itu listrik juga panas dengan membakar sampah kadang menimbulkan polusi udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia di sekitarnya. Gas dioksin SO2 yang ditimbulkan dalam jumlah sekecil apapun tetap bersifat toksik (beracun) bagi orang yang menghirupnya. Dioksin selama ini diketahui sebagai penyebab penyakit kanker pada manusia.

Pembangunan pabrik pengolah sampah tak jarang mendapatkan amukan warga yang tinggal di dekatnya karena abu pembakaran, bau tak sedap yang ditimbulkan juga suara gaduh dari mesin saat proses pengolahan sampah sedang berlangsung. Mengantisipasi hal itu sebagian pabrik pengolahan sampah melengkapi sistem prosesnya dengan cerobong asap berfilter. Cerobong asap dibuat lebih tinggi agar partikel (abu dan lainnya) yang dihasilkan tidak menerpa warga dan lingkungan di sekitarnya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai amanah UU No. 18 tahun 2008 menegaskan agar setiap pabrik pengolah sampah yang selama ini biasa memakai cara zero waste yakni gabungan teknologi insinerasi (pembakaran) dan gasifikasi (pemanasan) hendaknya menerapkan teknik yang lebih ramah lingkungan atau sanitary landfill dimana pabrik pengolahan sampah ditempatkan di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk agar aman bagi orang dan lingkungan di sekitarnya.

Setiap pabrik pengolahan sampah memiliki sistem proses yang bervariasi, tetapi umumnya dari setiap 500 – 700 ton sampah yang dibakar akan menghasilkan tenaga listrik sebesar 7 mega watt. Meski tidak sama persis sistem proses antara satu pabrik dengan pabrik pengolah sampah lainnya namun urutan kerjanya bisa dijelaskan secara sederhana berikut ini.

Sampah yang jumlahnya ratusan ton itu diturunkan dulu kadar airnya hingga menjadi separuhnya (45%). Pabrik-pabrik tertentu yang berteknologi canggih biasanya sudah dilengkapi sistem pemilahan sampah. Tapi ada juga yang tanpa dipilah-pilah, semua jenis sampah langsung dibakar. Proses penurunan kadar air sampah dilakukan dalam ruang khusus hampa udara, semacam bunker bawah tanah. Selanjutnya sampah dibakar dalam tungku pembakaran dengan kisaran suhu mulai ratusan derajad celsius (850 – 900 derajad celsius) hingga ribuan derajad celsius (6000 derajad celsius).
Sampah yang terbakar berfungsi untuk memanaskan air dalam boiler, berikutnya akan dihasilkan uap super panas. Uap super panas disalurkan dengan pipa khusus hingga mampu menggerakkan turbin yang telah dihubungkan dengan generator pembangkit. Generator yang berputar itu akan menghasilkan tenaga listrik. Uap super panas yang melewati turbin akan kehilangan panasnya dan selanjutnya di salurkan kembali ke boiler untuk dipanaskan, demikian seterusnya proses itu berjalan.

Di banyak negara maju, gas berbahaya hasil pembakaran sampah sebelum keluar dari cerobong asap diproses kembali untuk membersihkan dioksinnya agar tidak berbahaya lagi bagi manusia yang menghirupnya.

Sampah menggunung yang jumlahnya puluhan juta ton bahkan semakin meningkat setiap tahunnya itu pasti menjadi masalah serius bagi negara kita. Salah satu solusi inovatifnya ialah mengolah sampah dalam pabrik berteknologi ramah lingkungan (eco green) menjadi energi alternatif pengganti minyak bumi yang jumlahnya semakin menipis. Meningkatkan jumlah pabrik pengolahan sampah untuk mendapatkan energi listrik atau energi lainnya tidak menjadi masalah selama pendirian pabrik itu aman bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun