Secara sederhana cara kerjanya ialah turbin menerima energi potensial dari air sungai atau air terjun. Akibat energi potensial itu menyebabkan turbin berputar hingga menghasilkan energi mekanis. Turbin kemudian dihubungkan dengan generator AC hingga akhirnya menghasilkan energi listrik yang bisa dinikmati masyarakat.
[caption caption="Dam Jagir selain destinasi juga berpotensi sebagai pembangkit listrik mikro"]
Meski pembuatan PLTA mikro hidro cukup mudah tapi tidak semua sungai bisa dimanfaatkan potensinya untuk pembangkit listrik tenaga air berskala mikro itu. Bendungan, waduk atau dam dirancang sedemikian rupa hingga diperoleh tinggi terjun efektif air dan debit air yang cukup besar dan produktif. Debit air pada dasarnya menggambarkan jumlah air yang mengalir melalui penampang melintang sungai setiap satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik. Selain itu informasi tentang debit air sebuah sungai sangat penting sebelum merencanakan pendirian bangunan bendung atau dam.
Sebelum mendirikan PLTA berkapasitas mikro perlu analisis mengenai ketersediaan air. Upaya yang dilakukan adalah dengan membandingkan kebutuhan air total untuk PLTA mikro dengan ketersediaan air, dari situ akan diketahui kelebihan atau kekurangan (defisit) air pada setiap bulannya, saat ini atau di waktu yang akan datang. Analisis ketersediaan air juga sebagai cara mengamati data aliran sungai atau curah hujan dengan debit andalan pada musim kemarau (Bulan Juni sampai September) berkisar antara 80% - 90% agar PLTA mikro yang dibangun berfungsi dengan baik.
Bendungan atau Dam Berpotensi Sebagai PLTA Mikro
Banyak bendungan di Indonesia khususnya Jawa Timur berpotensi sebagai PLTA berkapasitas kecil dan mikro. Sebagian sudah difungsikan sebagai PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik rakyat sebagian lagi belum difungsikan sebagai PLTA padahal sebenarnya berpotensi dijadikan pembangkit listrik meski berskala mikro.
Beberapa bangunan bendung atau pintu air yang secara fisik memungkinkan untuk dikembangkan sebagai PLTA mikro sampai kecil tapi hingga kini fungsinya hanya sebatas pengendali banjir, penyedia air baku untuk proyek air minum daerah (PDAM) atau untuk irigasi (pengairan) lahan persawahan di sekitarnya.
[caption caption="Bendungan Gunung Sari Surabaya"]
[caption caption="Bendungan Gunung Sari Surabaya dari sudut lain"]
Di Kota Surabaya misalnya, ada bendungan dan pintu air (dam) yang secara fisik bangunannya terlihat besar di samping itu mungkin debit andalan airnya juga memenuhi syarat untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai PLTA minimal berkapasitas mikro. Kita bisa melihat bendungan itu di kawasan Gunung Sari Surabaya. Sedangkan pintu air atau dam berada di Jalan Jagir Wonokromo Surabaya. Kedua bangunan bendung itu dikelola oleh sebuah BUMN bernama Jasa Tirta I.
Waduk di Atas Gunung Sebagai PLTA Kecil