[caption caption="Sertifikat penghargaan dari Walikota Surabaya"]
[caption caption="Piagam penghargaan dari mantan Meneg BUMN, Bapak Dahlan Iskan"]
[caption caption="Penghargaan dari ITS"]
[caption caption="Sertifikat dari Kementerian Pariwisata RI"]
Beliau dan kampungnya berhasil meraih banyak penghargaan. Beberapa diantaranya dari Walikota Surabaya Bu Tri Rismaharini, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kementerian Pariwisata, juga penghargaan dari Pak Dahlan Iskan yang waktu itu menjabat sebagai menteri BUMN.
Bu Tris merupakan salah satu warga Jambangan Surabaya yang telah berhasil mengembangkan seni kerajinan dari bahan daur ulang sampah plastik. Beliau menjadi inspirasi bagi warga masyarakat lainnya bahwa sampah (kering) bisa dimanfaatkan untuk kehidupan yang lebih baik. Lalu bagaimana upaya mengumpulkan sampah-sampah anorganik itu dari para warga. Untuk itu saya menghubungi Pak Sutikno (65 tahun) yang bertugas di salah satu bank sampah RW 01 Kelurahan Jambangan Surabaya.
[caption caption="Salah satu bank sampah di Jambangan Surabaya"]
“Ada beberapa RW (Rukun Warga) di Kelurahan Jambangan Surabaya yang dijadikan percontohan, tapi RW 01 dan 03 termasuk yang paling maju” terang Sutikno saat menerima saya di bank sampahnya yang berada di lingkungan RW 01.
Bank sampah yang dikelola Pak Tik, demikian panggilan akrab Sutikno baru berdiri beberapa tahun yang lalu. Tapi animo masyarakat setempat yang menyetorkan sampah keringnya (sampah anorganik) cukup besar. Dalam seminggu bank sampahnya bisa menerima setoran 3 sampai 4 kali.
“Soal harga sampah kering perkilogramnya masing-masing RW hampir sama, naik-turun disesuaikan harga di pasaran” ujar Pak Tik sambil sibuk melayani warga yang sedang menyetorkan sampah kering Minggu siang itu.
[caption caption="Pak Sutikno di antara sampah kering dalam bank sampahnya"]