Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hijaukan Lahan Sempit dengan Kacang Hijau

20 November 2015   14:09 Diperbarui: 23 November 2015   05:43 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dulu tanaman kacang hijau baru bisa dipanen pada umur 4 bulan tapi sekarang umur 2 bulan saja sudah bisa panen” lanjut Pak Bandi.

Ia bahkan tidak tahu nama dari kacang hijau yang biasa ia tanam. Tapi sempat menyebut nama kacang hijau itu dari jenis “PB” (bukan singkatan Peta Baru lho!).

[caption caption="Petak lahan yang tak begitu luas dimanfaatkan untuk budidaya kacang hijau"]

[/caption]

[caption caption="Hand tracktor"]

[/caption]

Seperti pada teknik budidaya tanaman berumur pendek lainnya, sebelum memasukkan biji kacang hijau ke dalam lubang tanam, lahan terlebih dulu diolah, karena lahan milik Pak Bandi tak terlalu luas maka ia hanya perlu mencangkulnya saja, tak perlu menggunakan bajak sapi atau hand tracktor yang membutuhkan biaya sewa lebih mahal.

Tanah yang sudah diolah disirami air tampungan warga perumahan hingga menjadi gembur. Besuknya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan gejik sekaligus memasukkan biji kacang hijau ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat.

Kata Pak Bandi, satu lubang tanam bisa berisi 5-6 butir kacang hijau. Tapi bagi petani (praktisi) di lapangan tidak ada patokan soal jumlah biji yang dimasukkan dalam lubang tanam itu. Kadang hanya dikira-kira saja yang penting jangan terlalu banyak dan efisien dari segi waktu.

[caption caption="Salah satu merek herbisida yang digunakan Pak Bandi"]
[/caption]

Umur 40 hari tanaman kacang hijau sudah mulai berbuah. Sejak tanaman muda hingga berbuah perlu dilakukan perawatan intensif. Pak Bandi hanya mengandalkan teknologi sederhana.

Penyiangan rumput atau gulma (tanaman pengganggu) lainnya cukup dengan hanya dicabuti saja. Pada lahannya yang sudah lama dibiarkan kosong dan disana penuh ditumbuhi rumput untuk itu ia memerlukan herbisida “Roundup” sebotolnya dengan berat bersih 1 liter dibelinya dengan harga 75 ribu rupiah.

Herbisida atau pestisida lainnya hanya diperlukan ketika ia kewalahan dengan hama, penyakit dan gulma yang menyerang tanaman di lahannya yang tak begitu luas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun