Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Asyik Nonton MotoGP Pulangnya Ketinggalan Pesawat

5 November 2015   10:29 Diperbarui: 5 November 2015   11:03 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita lupakan sejenak hingar-bingarnya lomba balap MotoGP di Sirkuit Sepang 25 Oktober 2015 yang lalu, sebagai peserta tur yang diselenggarakan Federal oil bertajuk Federal Oil Goes to Sepang 2015 itu saya memiliki cerita lucu sebelum dan sesudah berangkat tur ke Sirkuit Sepang.

[caption caption="Menunggu antrian snack saat LA delay beberapa waktu lalu"]

[/caption]

Saat berangkat ke Jakarta pesawat LA yang saya tumpangi delay (tunda terbang), mestinya berangkat pukul 13.50 WIB (23/10/2015). Tapi harus menunggu pesawat yang datang dari Palu karena terkendala bencana kabut asap yang belakangan menimpa sejumlah wilayah di Indonesia. Akhirnya saya harus menunggu cukup lama, menurut keterangan petugas LA pesawat baru akan take off pada pukul 15.40 WIB.

Saya harus menunggu sekitar dua jam. Untungnya pihak LA berbaik hati, di saat menunggu datangnya pesawat dari Palu itu, para penumpang dengan tujuan Jakarta termasuk saya mendapatkan makanan ringan dan segelas air minum. Tapi kami semua harus antri. Nah giliran saya cuma mendapatkan sebungkus roti tanpa air minum. Kebetulan saya juga nggak membawa bekal minum seperti pada pengalaman sebelumnya.

[caption caption="Untung ada air siap minum di Bandara Soetta"]

[/caption]

[caption caption="Berfotoria dengan pilot LA saat tiba di KLIA 2"]

[/caption]

Mundurnya jadual penerbangan justru membawa kebaikan bagi saya. Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng-Tangerang-Banten, dalam selang waktu yang tak terlalu lama saya bertemu beberapa rekan kompasianer asal Medan dan Malang. Rasa haus yang sejak dari Surabaya sore tadi saya tahan-tahan akhirnya terobati juga setelah menikmati air siap minum di Bandara Soetta. Rekan Hariadi asal Malang juga meneguk air itu.

Esok harinya (24/10/2015) peserta Federal Oil Goes to Sepang 2015 yang terdiri dari 50-an orang itu mulai berangkat menuju Sepang, Malaysia. Pada penerbangan menggunakan maskapai LA kali ini terasa begitu spesial. Maskapai LA yang identik dengan telat itu ternyata tidak terjadi pada keberangkatan hari itu. Bahkan saya dan dua rekan kompasianer bisa berkesempatan berfotoria dengan para pilot maskapai LA dalam ruang kemudi pesawat, keren kan!

[caption caption="Struk tiket dari maskapai BA"]

[/caption]

Cobaan belum selesai rupanya. Sepulang dari nonton balap MotoGP di Sepang (26/10/2015) pesawat LA yang kami tumpangi harus menunda penerbangan sekitar 20 menit akibat cuaca yang kurang bersahabat. Dalam pesawat kami memang melihat hujan sedang turun. Pihak TX Travel sebagai pelaksana acara tur sudah menginfokan kalau saya dan beberapa rekan mengalami perubahan jadual penerbangan. Untuk saya, penerbangan lanjutan yang sedianya ditetapkan pada pukul 18.20 diundur menjadi pukul 18.50 dengan menggunakan pesawat BA dan bukan LA lagi.

Seorang tur leader menyarankan agar saya nggak perlu pakai bagasi karena jadual yang mepet. Bila perlu pakai taksi saja untuk bisa segera menuju terminal 1C tempat di mana saya harus melanjutkan penerbangan lanjutan menuju Surabaya. Saya tetap menggunakan bagasi karena barang bawaan cukup berat. Saya tak berani membawanya dalam kabin pesawat karena setahu saya hanya dibatasi sampai kurang lebih 10 kilogram saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun