Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wirya Lodra, Si Cantik dari Nusa Kambangan

25 Juli 2015   18:28 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:35 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih segar di ingatan kita akan pelaksanaan hukuman mati bagi terpidana kasus narkoba yang dilakukankan di Lembah Nirbaya Pulau Nusa Kambangan Cilacap. Nama Nusa Kambangan memang identik dengan tempat (Lembaga Pemasyarakatan/LP) bagi para tahanan politik atau narapidana kelas kakap lainnya. Pulau yang dijuluki Alcatraznya Indonesia itu sebenarnya tidak seseram yang disangkakan orang.

Lebaran yang baru lalu, saya bersama keponakan mencoba menyusuri pulau ini. Kami bertiga berperahu bersama wisatawan lain dari Pantai Teluk Penyu Cilacap menuju Nusa Kambangan Timur. Benar-benar menakjubkan memang, semula kami mengira pulau ini tak banyak peminatnya karena image yang beredar tentang Pulau Nusa Kambangan yang menakutkan itu. Tapi libur lebaran kemarin wisatawan yang berkunjung ke sana justru membludak.

Untuk bisa sampai ke Pulau Nusa Kambangan Timur kami naik perahu dengan membayar ongkos 20 ribu rupiah (pergi pulang/PP) seorangnya. Asal tahu saja, wisatawan bisa juga mengunjungi pulau ini melalui Dermaga Wijaya Pura di Cilacap dengan menggunakan kapal penyeberangan (very) menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusa Kambangan Barat.

Bagi yang belum terbiasa menyeberang ke pulau dengan perahu, tak perlu khawatir akan keselamatan dirinya karena penumpang dilengkapi dengan safety jacket (jaket pelampung), selain itu perahu-perahu itu sengaja dirancang sedemikian rupa lengkap dengan kayu penyeimbang agar aman terhadap gempuran ombak.

Sampai di dermaga Nusa Kambangan Timur rasa kagum kami semakin bertambah. Di dermaga itu sudah bergerombol banyak orang, ratusan bahkan mungkin ribuan wisatawan. Perahu-perahu yang mengantar para wisatawan itu terlihat berjajar rapi di sana.

Hari masih pagi saat perahu kami merapat di pesisir pantai. Para operator perahu bergegas kembali ke Pantai Teluk Penyu Cilacap untuk mengangkut wisatawan yang ingin menikmati pesona Nusa Kambangan Timur.

Tak berbeda jauh dengan objek wisata lainnya, sebelum memasuki pos loket, Anda dan wisatawan lainnya akan disuguhi berbagai makanan yang tersedia di warung-warung kuliner pulau itu. Dari sekian banyak warung dan lapak yang ada, terlihat beberapa pedagang batu akik yang belakangan ini sedang booming.

Setelah membayar karcis masuk sebesar 5 ribu rupiah perorangnya, bersama pengunjung lainnya kami menjelajah Pulau Nusa Kambangan Timur. Petualangan kecilpun segera kami mulai. Awalnya kami melewati jalanan sedikit menanjak.

Kami menghentikan langkah tatkala melihat beberapa wisatawan menuju ke atas bukit sementara kebanyakan wisatawan lainnya lebih memilih beramai-ramai melanjutkan perjalanan. Kami penasaran, ada apa di sana?. Wow amazing, ternyata ada sebuah lubang berukuran cukup besar mungkin itu salah satu gua yang gambarnya di pajang di loket pembelian karcis.

Gua ini tak terlihat secara jelas dari jalanan yang dilalui wisatawan. Untuk bisa sampai ke sana wisatawan harus berjalan menaiki bukit. Dari ribuan wisatawan yang mendatangi Pulau Nusa Kambangan Timur ini mungkin hanya puluhan orang saja yang menyempatkan diri mampir di gua yang cukup menawan itu.

Wirya Lodra begitulah nama gua itu. Gua yang di dalamnya penuh dengan stalagtit dan stalagmit yang sangat indah itu nyatanya tak banyak diminati wisatawan Nusa Kambangan Timur. Tak banyak keterangan yang saya dapatkan saat mengunjungi gua ini. Apakah lantaran belum ada penanda (plang/papan nama) yang jelas sehingga tidak banyak wisatawan yang tertarik mendatangi gua yang sebenarnya sangat menawan itu.

Saya memberanikan diri menyeruak masuk ke dalam gua. Sementara Lely dan Rahmat, keponakan yang ikut dalam petualangan itu mengikuti dari belakang. Mereka berjaga-jaga dengan lampu senter HP karena kami lupa membawa head lamp yang biasa kami kenakan saat mendaki gunung atau menyusuri gua.

Sekedar diketahui bahwa Wirya Lodra merupakan salah satu dari sekian banyak gua yang bisa wisatawan temukan saat mengunjungi Nusa Kambangan. Gua ini sebenarnya menjadi salah satu ikon Nusa Kambangan Timur. Sayangnya tak banyak wisatawan yang berminat mengeksplor gua ini.

Gua Wirya Lodra memang tak terlalu dalam. Ada bebatuan yang sangat unik terlihat saat kami berada dalam gua itu. Meski demikian kami sangat kagum dengan pesonanya.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun