4. Trump yang Terzolimi
Selama masa pertarungan merebut kursi orang nomor satu di Amerika Serikat, fakta mencatat bahwa Trump adalah kandidat capres yang paling sering kena serangan black campaign, mulai dari memamerkan foto-foro syur istrinya ketika masih menjadi modelling sebelum menikah dengan Trump, sampai pada pengaduan sejumlah wanita yang mengaku dilecehkan secara seksual oleh Trump.
Namun satu hal yang meleset dalam perhitungan timsesnya Hillary Clinton yaitu justru semakin kencang black campaign yang menerpa Donald Trump maka semakin besar simpatik yang timbul dari rakyat Amerika terhadap Trump sebagai pihak yang terzolimi.
Ini sudah hukum alam, ketika seseorang dizolimi sedemikian rupa dengan berbagai isu negatif dan fitnah yang tidak diperbuatnya dalam kehidupan pribadi seseorang, maka akan semakin besar simpatik yang diperolehnya dari orang lain. Ini hukum alam yang tak terbantahkan.
Tak usah jauh-jauh kita menilai, contohnya di negara kita saja ketika pilpres 2014 yang lalu dimana salah satu faktor kemenangan Jokowi menjadi Presiden RI karena diserang black campaign dari para lawan politiknya secara masif, mulai dari tudingan bahwa ia non muslim, masih keturunan Tiongkok, orangtuanya PKI, sampai distribusi majalah Obor Rakyat secara masif ke Pesantren-pesantren yang menyudutkan dirinya, dan masih banyak lagi.
Dengan gencarnya serangan-serangan black campaign itu justru menimbulkan simpatik yang luar biasa besar terhadap Jokowi sehingga membuatnya melenggang bebas menuju Istana Negara.
5. Tangan Tuhan yang Bekerja
Terlepas dari semua faktor-faktor diatas, tentunya yang paling menentukan adalah kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa. Jalan hidup dan takdir seseorang sudah diatur-Nya.
Kemenangan Donald Trump sudah menjadi takdir dan garis tangannya bahwa ia akan menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45 dan garis tangan Hillary Clinton sudah ditakdirkan menjadi lawan tandingnya yang cukup memusingkan dirinya dalam kancah pertarungan menuju Gedung Putih.