Donald Trump, pengusaha kaya raya itu kini resmi jadi Presiden Amerika Serikat, sebuah jabatan prestisius yang diimpi-impikan oleh para kaum elit Amerika Serikat. Kemenangan yang mutlak itu mengejutkan dunia, kok bisa pria paruh baya yang penuh dengan statement-statement-nya yang kontroversial itu bisa merebut jutaan hati warga Amerika untuk memilihnya sebagai kepala negara mereka. Tentunya ada sebab musababnya kenapa Donald Trump mampu meraih kemenangannya yang gemilang dan Hillary Clinton harus menelan pil pahit dalam kekalahannya, setidaknya dari sudut pandang parameter pengamatan aku berikut ini.
1. Amerika Butuh Pemimpin yang Kuat
Tentu saja Hillary Clinton tak bisa dianggap remeh begitu saja dan mengkategorikannya sebagai pemimpin yang lemah dan tak memiliki power, namun bagaimanapun juga pola berpikir orang Amerika rata-rata berpikir secara realistis bahwa pemimpin wanita tentunya akan menggunakan naluri alamnya sebagai makhluk yang lemah ketika ada kebijakan-kebijakan luar negeri yang membutuhkan ketegasan karena menentukan masa depan Amerika.
Misalkan agresi Amerika Serikat dan negara-negara sekutu untuk menggempur ISIS, serta penanganan terorisme dalam skala internasional, naluri kewanitaan seorang Hillary Clinton sedikit banyak akan mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
2. Pengaruh Bill Clinton
Negara adi daya sekaliber Amerika Serikat secara alamiah telah membentuk pola berpikir rakyatnya menjadi rakyat yang realistis dan mandiri. Mereka sudah terbiasa dengan pola hidup mandiri tanpa ketergantungan kepada orang lain.
Jika Hillary Clinton yang menjadi Presiden Amerika sudah barang tentu sedikit banyak pola pemerintahan dan kebijakan Hillary akan dipengaruhi oleh suaminya yang mantan orang nomor satu di Amerika Serikat.
Tentu saja ini tak baik bagi kemandirian negara adi daya sekaliber Amerika. Sehingga banyak warganya yang skeptis dan ragu, mampukah Hillary independen ketika membawa bahtera yang besar itu dalam gengggamannya?
3. Noda Rumah Tangga
Ini juga merupakan salah satu faktor kuat kekalahan Hillary Clinton dimana ia dianggap sebagai wanita lemah yang tak mampu mengelola suaminya menjadi suami yang baik dan sebagai imam kepala dalam rumah tangganya.
Perselingkuhan suaminya dengan Monica Lewinsky menjadi pemicu yang cukup kuat bagi rakyat Amerika untuk tidak memilihnya sebagai pemimpin mereka. Ibaratnya, rumah tanga saja tak mampu dilakoninya sebagai layaknya seorang istri, apalagi mengelola negara super power sebesar Amerika Serikat?