Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membedah Tulisan "Cerita Busuk dari Seorang Bandit" Itu

3 Agustus 2016   17:19 Diperbarui: 3 Agustus 2016   22:21 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada paragaraph yang keempat, Haris Azhar menulis begini;

Tetapi malang Pak Sitinjak, di tengah kerja kerasnya membangun integritas penjara yang dipimpinnya, termasuk memasang dua kamera selama 24 jam memonitor Freddy budiman. Beliau menceritakan sendiri, beliau pernah beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusa Kambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut”.

Disitu Haris Azhar mengungkapkan opininya, kenapa aku bilang opini? Karena itu kalimat secara explisit menunjukkan hasil rekaannya semata bahwa pernah beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusa Kambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman.

Padahal dalam kesaksian Liberti Sitinjak dalam acara ILC (2/8/2016), pak Sitinjak bilang hanya sekali orang BNN datang, itupun hari Minggu ketika dia lagi berada di Cilacap. Sitinjak ditelpon anak buahnya melaporkan bahwa ada orang BNN datang, dan ia persilahkan menerima mereka karena BNN adalah mitra. Selanjutnya pak Sitinjak bilang bahwa orang BNN hanya bertanya kenapa sweeping kok tidak koordinasi dengan kami?

Dari kesaksian pak Sintinjak itu, pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin si Haris Azhar ini bisa begitu meyakini dan menulis bahwa pak Sitinjak pernah beberapa kali diintimidasi oleh Pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusa Kambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut.

Bukankah pernyataan ini sudah merujuk kearah fitnah karena tak sesuai dengan kondisi yang aktual dilapangan? Kalimat "hanya sekali" itu beda maknanya dengan "beberapa kali".

Selanjutnya pada paragraph kelima, disitu Haris Azhar mengungkapkan tudingannya dengan menganggap suatu keanehan terhadap pihak BNN yang berkeberatan adanya kamera yang mengawasi Freddy Budiman.

Realitanya, Liberti Sitinjak (mantan Kepala Lapas Nusa Kambangan) menyatakan tak ada statement tersebut dari pihak BNN, hanya bertanya kenapa sweeping kok tidak koordinasi dengan kami? Ini yang bohong Liberti Sitinjak atau Haris Azhar?

Lalu pada paragraph terakhir, Haris Azhar menulis;

“Kami di KontraS mencoba mencari kontak pengacara Freddy, tetapi menariknya, dengan begitu kayanya informasi di internet, tidak ada satu pun informasi yang mencantumkan dimana dan siapa pengacara Freddy. Dan kami gagal menemui pengacara Freddy untuk mencari informasi yang disampaikan, apakah masuk ke berkas Freddy Budiman sehingga bisa kami mintakan informasi perkembangan kasus tersebut”.

Faktanya, dalam acara ILC (2/8/2016), Kadiv Humas Polri Boy Rafly Amar mengungkapkan bahwa mereka telah meminta keterangan dari Pengacarannya dan membaca Pledoinya Freddy Budiman yang mereka peroleh dari Pengadilan, namun tak ada informasi yang mereka dapatkan sesuai dengan pengakuan Freddy Budiman itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun