Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Senjakala Taksi Berargo

21 Maret 2016   19:31 Diperbarui: 24 Maret 2016   15:45 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toh aturan maupun perundang-undangan itu kan manusia juga yang bikin, bukan? Lantas kenapa harus dibuat ribet, seolah-olah itu aturan dan perundang-undangan adalah Sabda yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang tak bisa dirubah dan diutak-atik lagi.

Saat ini saja jumlah taksi di Jakarta berjumlah 12.000 unit, padahal idealnya kebutuhan taksi di Jakarta ini seharusnya 24.000 unit. Ini hitung-hitungannya Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, bukan hitung-hitungannya Mawalu. Jadi kalau kebutuhan taksi berargo saja masih kurang, kenapa taksi online yang murah dan nyaman dan sangat membantu masyarakat perkotaan yang aktifitasnya tinggi itu harus diberangus?

Jujur saja aku merasa heran. Heran dengan fenomena monopoli bisnis yang semau-maunya mereka. Padahal masalah dengan taksi berargo tuh ya banyak banget, tak perlu lah ku jelaskan satu persatu disini, karena semua orang yang pernah mengalami layanan taksi berargo sudah pasti merasakannya, mulai dari argo kuda, pilih-pilih penumpang, jarak dekat enggak mau, suka mutar-mutar supaya argonya bengkak dengan alasan menghindari macet, sering pula mobilnya sudah tua, jelek, AC nya nggak jalan hanya angin doang, dan bau ketek pula. Ini realita, bukan rekayasa.

Itu belum termasuk kelangkaan taksi di pagi hari ketika akan berangkat kerja, serta kelangkaan taksi di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya kalau pesawat kita mendaratnya di sore hari, nyari taksi macam nyari jarum dalam jerami saja. Sombongnya minta ampun para sopir taksi yang berwarna biru itu, sok-sokkan pasang raut wajah angkuh dan enggak butuh penumpang. Amit-amit jabang babon.

Sekarang baru modar mereka ngerasain pahit getirnya dihajar taksi berbasis aplikasi. Enggak ada taksi, tinggal ambil HP, dari dalam saku, lalu klak klik klak klik, maka muncullah taksi mobil pribadi yang nyaman dan murah. Tinggal tunggu waktunya saja taksi berargo itu almarhum dan Rest In Peace dilindas teknologi sesuai perkembangan jaman yang semakin hari semakin cangih ini.

Keberadaan layanan taksi mobil pribadi berbasis aplikasi yang murah dan nyaman saat ini sangat dibutuhkan dan telah menjadi ketergantungan oleh masyarakat modern yang aktifitasnya padat di perkotaan seperti Jakarta ini. Saat ini adalah masa senjakala taksi berargo, pahit memang, tapi tuntutan jaman tak bisa Anda mengakalinya apalagi dipungkiri.

Namun bagaimanapun juga, para pengusaha taksi online, jangan lupa bayar pajak juga. Karena negara ini hidup dan survive dari pajak. Anda dibantu, maka negara juga harus Anda bantu, supaya urusan kalian jadi lancar, enggak dipersulit oleh instansi-instansi pemerintah terkait.

Itu saja kuncinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun