Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Dari Solo Menuju Istana Negara. Mumpung Masih Bisa Loncat, Loncat Saja Terus. Besok-besok Loncat Kemana Lagi?

15 Maret 2014   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anda jangan terbawa dengan opini yang sesat yang berseliweran bagaikan kutu yang beranak pinak. Bukankah kinerja dan ketulusan Jokowi sudah terbukti dengan menempatkan kepentingan umum diatas segalanya. Yang begitu itu yang harus kita dukung, bukan malah pesimis.

Pertanyaan aku, apakah waktu yang hanya sebentar itu mampu mengukur Integritas seseorang sebagai pemimpin? Apakah kuantitas bisa menghakimi seseorang apakah ia berkualitas apa tidak?

Lantas apakah lamanya orang bekerja pada suatu perusahaan bisa disebut sebagai loyalitas atau dedikasi? Sebaliknya pula, apakah singkatnya masa kerja seseorang bisa anda samakan dengan enggak berdedikasi jika hasil pekerjaannya itu berkualitas?

Silahkan anda jawab sendiri. Namun tentu saja persoalan antara kuantitas dan kualitas memang selalu menjadi bahan perdebatan yang tak kunjung lerai terkait pencalonan Jokowi menjadi orang nomor satu di NKRI ini. Sosok Jokowi memang pantas dan layak memimpin bangsa ini sepuluh tahun kedepan.

Mungkin saja iya didalam lubuk hatinya yang paling dalam, Jokowi berat hati dan tak mampu menolak penunjukan Ketua Umum Partai tempatnya bernaung, namun kembali lagi kepada substansinya, bahwa ini semua demi kepentingan bangsa dan negara.

Bila Gunungnya Tinggi, Maka jurangnya Pasti Dalam



Pepatah Zen pernah mengatakan bila gunungnya sangat tinggi, maka jurangnya pun pasti dalam. Ini adalah hukum alam yang tak terbantahkan. Tak ada satupun gunung tinggi yang tak disertai dengan jurang yang dalam.

Begitu pula Jokowi. Anda harus legowo menerima hukum alam ini secara ikhlas, bukan justru pesimis terhadap kredibilitas gaya kepemimpinan seorang Jokowi yang sederhana, bersahaja, dan murah senyum. Ini sudah takdirnya menjadi pemimpin bangsa ini. Tak perlu anda sesali.

Sudahlah kawan, belajar menerima dan mengucap syukur atas segala perkara dalam hidup ini, tanpa perlu bersungut-sungut.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun