Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Lawan yang diserang Pak JK Itu Kelas Bekicot Mungkin Sudah Modar

11 Juni 2014   04:01 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:18 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangankan JK yang hanya serang pakai kata-kata berupa pertanyaan sindiran, diserang pasukan Fretilin yang buas di rimba Timor Lorosae, Prabowo tak mundur satu jengkal pun. Diserang OPM di rimba Papua pun, Prabowo tak mundur satu langkah pun. Lha kok bisa-bisanya ketika Jokowi kampanye di Papua, Jokowi sindir Prabowo bahwa Prabowo tak pernah kampanye ke Papua, maunya hanya nginap di hotel saja?

Apakah Jokowi mampu menghalau brutalnya pasukan OPM seperti yang dilakukan Prabowo dulu dengan gagah berani? Prabowo sudah malang melintang di rimba belantara Papua ketika Jokowi masih merangkak sebagai pengusaha Meubel di Solo. Makanya baca ulang sejarah bangsa ini sebelum belajar menyindir orang lain dengan jumawa. Sok nyinyir pulak.

Aku tersenyum kecut saja dari balik layar TV melihat sandiwara pak JK ini. Bahkan diawal acara, pak JK pun tak mau ikut nyanyi lagu kebangsaan negara kita, Indonesia Raya. Dimana rasa nasionalisme itu? Beginikah model orang pengidap penyakit Post Power Syndrome yang kebelet ingin jadi wapres kedua kalinya bagi bangsa ini?

Tak semua orang tahu siapa dibalik timsesnya Jokowi-JK. Sutradaranya Andi Widjajanto. putranya Jend. Theo Sjafie, salah satu gerombolannya LB Moerdani yang musuh berat sama Prabowo pada era tahun 90 an yang silam.

LB Moerdani ditumbangkan Prabowo dari kursi empuknya sebagai jabatan tertinggi militer di negeri ini kala itu. Satu-satunya Jenderal yang berani mati pasang badan menumbangkan LB Moerdani di negara ini, hanya Prabowo Subianto.

Dibalik timses Jokowi-JK banyak bercokol para Jenderal dan tokoh-tokoh yang ada hubungannya dengan LB. Moerdani. Motif pertarungan pilpres 2014 ini sudah jelas dan nyata, pertarungan para dedengkot kelompoknya LB Moerdani yang tak sudi rival mereka, Prabowo Subianto, menjadi Presiden Republik Indonesia.

PDIP paham betul hal ini. Itulah sebabnya mereka merayu TNI aktif untuk berpolitik praktis. Modus PDIP ini sama seperti dulu, mengusulkan agar TNI dan Polri untuk ikut Pemilu. Konyol, bukan? SBY pun jengah. SBY meradang. Sebagai panglima tertinggi ABRI, SBY jelas-jelas tersinggung. Militer kok mau-maunya diatur-atur oleh orang sipil.

SBY akhirnya mengultimatum dengan tegas, lugas, dan jelas, siapa saja Perwira Tinggi yang berpolitik, silahkan mengundurkan diri. Saya doakan semoga berhasil. Tuh kan? SBY ternyata bisa nyinyir juga. Karena SBY tahu potensi PDIP untuk menang Pemilu sangat tipis, itulah sebabnya SBY doakan para Jenderal yang terjun bebas berpolitik praktis dengan PDIP semoga bisa berhasil. Semoga.

Yang disindir SBY sudah pasti tidurnya pun tak nyenyak, bolak balik ditempat tidur sambil pikirannya menerawang, pantat seperti timbul bisul dan nanah sana sini. Siapakah Jenderal yang dimaksud oleh SBY? Semua orang juga tahu siapa-siapa para Jenderal yang mendukung PDIP untuk menjungkalkan Prabowo dan mengasumsikan SBY seperti kapal yang sudah hampir karam, bagaikan sang surya yang sebentar lagi akan terbenam di ufuk barat.

Kita tunggu saja nanti, apakah Panglima TNI Moeldoko dan Kepala Satuan Angkatan Darat Jenderal Budiman (dulu diwacanakan sebagai cawapresnya Jokowi sebelum JK menerobos masuk) itu akan dicopot dan diganti dengan orang lain yang lebih netral yang menjunjung tinggi sikap netral TNI, atau masihkah akan diberi kesempatan?

Kalau mau jujur dan buka-bukaan, ayo buka lagi kasus 27 Juli atau Kudatuli dulu. Jelas-jelas di video ada Sutiyoso disitu. Sutiyoso justru diangkat Megawati jadi Gubernur DKI. Nah lu. Makanya berani buka dan berani jujur itu hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun