Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Lawan yang diserang Pak JK Itu Kelas Bekicot Mungkin Sudah Modar

11 Juni 2014   04:01 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:18 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah barang tentu dana APBN akan membengkak akibat dari biaya blusukan ke seluruh Indonesia. Biaya blusukan Jokowi untuk wilayah DKI Jakarta saja 5 milliar per bulan. Coba Anda bayangkan kalau Jokowi blusukan ke seluruh pelosok Indonesia setiap hari dengan pesawat kepresidenan yang masih baru itu, berapa puluh milliar dana APBN yang akan terkuras setiap bulan?

Jokowi bicara mengenai politik anggaran dan wacana pencabutan kembali pemekaran daerah sebagai bentuk Reward & Punishment. Ini konsep yang konyol dan fatal akibatnya.

Daerah-daerah yang minim SDM dan SDA nya justru butuh dukungan anggaran dari pusat untuk menggerakkan ekonomi daerah, membangun sekolah, membangun rumah sakit, membangun jalan raya, membangun infrastruktur daerah sesuai dengan program Master Plan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I).

Bukan malah menghukum mereka dengan memotong anggaran alokasi dana yang notabene adalah hak suatu daerah di wilayah NKRI ini. Bisa tumbang mereka. Konsep yang asal sembarang ucap.

Bilamana terjadi pemotongan anggaran justru akan membuat suatu daerah ambruk perekonomiannya. Itu sudah pasti terjadi. Yang model begini hanya bikin susah rakyat kecil saja. Apalagi kalau mereka coblos Jokowi yang menginginkan perubahan. Dimanakah rasa keadilan itu?

Belum lagi kata "diisikan" yang berulangkali Jokowi sebutkan. Oh Tuhan. Maaf-maaf saja, Itu bukan bahasa calon Presiden. Itu bahasa tukang bakso, tukang siomay, tukang ketoprak, tukang mie ayam yang sering lewat depan rumahku tanya istriku mau diisikan saos sama sambal atau enggak.

Jokowi bicara keberhasilannya mengatasi masalah Lurah Susan. Prabowo bicara saya berupaya sandingkan Ahok dengan Jokowi. Sindiran telak yang menusuk uluhati. Hatta Rajasa pun menimpali, apapun agamanya harus setara didepan hukum, penghapusan diskriminasi dalam bentuk apapun, kesamaan hak politik tiap warga negara.

Ini baru luar biasa. Persis seperti efek sodokan bola Billiard. Sodokan yang telak rambang sana-sini sampai habis semua bola masuk lubang di enam penjuru meja Billiard.

Itu baru persnelling satu dari Prabowo. Persnelling empat digasnya khusus buat JK. Tegas, lugas, dan langsung menghunjam lambung. Jika lawan yang diserang JK itu kelas bekicot mungkin sudah modar tiarap rata dengan lantai tanpa mampu mengangkat muka lagi karena terinjak godam raksasa.

Lha ini manusia sekaliber Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus, murid kesayangannya Jenderal Bintang Empat Amerika, Wayne Downing, yang sukses menghajar prajurit Vietkong di rimba belantara Vietnam sampai babak belur lari tunggang langgang pantat panas kocar kacir masuk keluar hutan.

Diserang JK tak membuat Prabowo gentar, justru membuatnya tambah ganas. Itu sikap prajurit sejati. Harga diri diatas segala-galanya. Salut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun