Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wanda Hamidah Bukan Ahok

17 September 2014   03:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Baru-baru ini Wanda Hamidah dipecat partai tempatnya bernaung yaitu PAN. Dasar pemecatan kepada artis yang dulu beralih profesi menjadi politisi itu karena Wanda Hamidah secara terang-terangan dan gelap-gelapan mendukung Jokowi.

Akibat dari membelotnya Wanda Hamidah ini, maka PAN tanpa tedeng aling-aling langsung menerbitkan surat pemecatan dengan tak hormat kepada Wanda Hamidah.

Di media-media sosial, banyak dukungan kepada Wanda Hamidah, mantan cem-cemannya si Raffy Ahmad itu. Ada yang bilang Wanda terzolimi, ada yang bilang tirani kekuasaan memenjarakan nuraninya, banyak pula yang bilang nasibnya Wanda Hamidah sama seperti Ahok yang terzolimi oleh partai.

Menanggapi maraknya opini-opini liar para pengguna dunia maya seolah-olah menempatkan Wanda Hamidah ini sebagai malaikat suci sorgawi, maka Mawalu kasih tahu Anda bahwa nasib sial yang dialami oleh Wanda Hamidah jelas-jelas berbeda dan bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh Ahok. Enggak matching, sambungannya tak pas. Tak ada korelasinya. Jangan samakan Wanda Hamidah dengan Ahok. Aku tak rela.

Kenapa demikian? Karena kebahagiaan dalam hidup ibaratnya kupu kupu. Ketika dikejar, dia akan terbang menjauh. Tapi ketika tak dikejar, dia akan datang menghinggap. Kebahagiaan yang paling hakiki dalam hidup ini adalah bahwa diri kita diterima, dihormati orang lain, dan dicintai, seperti yang dirasakan oleh Ahok saat ini.

Apa yang dialami oleh Wanda Hamidah dan Ahok, keduanya beda. Yang satu diujung timur, yang satunya lagi diujung barat. Ahok mengundurkan diri dari partai Gerindra karena Gerindra mendukung Pilkada melalui mekanisme pemilihan melalui DPRD, sedangkan Wanda Hamidah dipecat PAN karena mendukung Jokowi. Dimana letak persamaannya?

Sungguh aneh tapi nyata kalau seseorang yang dipecat karena tak setia kepada organisasi dan membelot lalu disamakan dengan orang yang keluar dari organisasinya karena tak sesuai dengan hati nurani. Analoginya, kalau dalam suatu perusahaan ada karyawan yang dipecat karena tindakan indisipliner, maka itu jelas-jelas beda dengan karyawan yang mengundurkan diri karena pekerjaannya tak sesuai dengan minatnya.

Bilamana Anda benar-benar terjun ke dunia politik, maka anda akan paham betul bahwa apa yang dilakukan oleh Wanda Hamidah ini adalah tindakan pembangkangan. Di jaman rezim otoriter ekstrim kanan Orde Baru, tak pernah ada itu yang namanya Simbiosis Mutualisme antara kader partai dan partai politik tempat mereka bernaung. Yang ada hanya pemaksaan kehendak.

Dijaman reformasi saat ini pun, kelakuan para artis yang beralih profesi terjun bebas menjadi politisi pun tetap masih setali tiga uang dan belum mau bertobat dari prilaku tak senonoh itu.

Kelakuan para artis yang beralih profesi menjadi politisi karena apa yang ada dalam benak mereka selama ini yaitu dunia politik adalah tabungan jaminan di hari tua yang menjanjikan dan benefit ketika sudah tak laku didunia keartisan lagi.

Tuhan memang menjadikan setiap insan manusia sebagai pribadi yang unik, namun jangan jadikan kepribadian yang unik itu untuk jadi kutu loncat. Untuk apa mencari mujizat Tuhan melalui investasi politik? Matahari terbit dari timur dan terbenam di ufuk barat, itu adalah mujizat Tuhan yang aku dan Anda rasakan setiap hari. Berhentilah mencari mujizat dengan cara-cara yang sembrono dan konyol, karena Mujizat Tuhan ada dimana-mana, dan selalu ada tiap hari.

Politik memang bersifat plastis, mengikuti bentukan para oknum. Kalau Anda tak mampu berbicara dengan hati nurani Anda, maka Anda pasrah untuk dihipnotis bertopengkan adigum kejujuran, keadilan, dan hati nurani. Yang begitu itu namanya self-hypnosis, yaitu tindakan menghipnotis diri sendiri termasuk pula pasrah dihipnotis oleh politisi yang lain.

Hanya diri Anda saja yang sadar bisa terkena itu self-hypnosis sehingga akhirnya Anda berubah menjadi politisi yang perenung, pemberontak, dan punya jiwa tak stabil.

Manusia bukan bunglon, ingat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun