Sore itu langit langsung berubah abu-abu
Dikabarkan senja menghilang
Kutanyakan gunung, ia bilang senja dibawa kabur
Kata angin ia hanya berpelesir
Sedang belut-belut dipetakan sawah bilang senja sudah muak hingga ia menggunting sendiri dirinya dari langit dan membiarkan ia terbang dibawa angin
Dunia berusaha tak apa-apa
Ketika langit biru mendadak langsung abu-abu tanpa ada lagi percikan orange, kuning, jingga,
Bagai daging yang dari mentah lalu gosong tanpa pernah melewati fase matang
Mega tak lagi mewah, tak lagi syahdu, tak lagi rindu
Ia bingung kemana lagi ia bisa menggantung
Alam hidup seperti biasa walau dalam benak mereka bertanya 'dimana gerangan senja?'
Tapi tak ada yang berani bersuara
Dalam setiap uap air yang naik kelangit diam-diam terselip doa 'senja, semoga kau kembali'
Lalu ketika fajar datang menyajikan embun, satu dari ribuan titik pecah menyentuh tanah dengan berbisik,Â
'aku tak ingin kembali'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H