Mohon tunggu...
mavi
mavi Mohon Tunggu... Bankir - I'm the straw to your berry

Menulis adalah pelarian yang paling nyaman ketika benang-benang dikepala sudah mulai kusut dan butuh diuraikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Destiny

2 Desember 2018   15:21 Diperbarui: 2 Desember 2018   16:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak ingin berucap, pelukanku yang semakin erat sudah menjelaskan semua. 

Pada waktu itu, aku akan memilikimu sekali lagi. 

Kubiarkan tetap begitu hingga batasnya. Ketika rindu itu tuntas, kita akan saling melepas. Dengan jariku, kupetakan wajahmu untuk yang terakhir kali. 

Kemudian kita akan saling berjalan mundur dengan saling tersenyum. 

Hingga dipucuk batas pandang mata, kita berbalik. Tak ada lagi kesempatan menoleh, kita hanya dapat berjalan, bergerak maju. 

Arah kita berbeda, mungkin kita akan berakhir di ujung yang berbeda pula. 

Tapi, jika ternyata ujung kita sama, 

Hn, tak ada yang tahu juga kan...? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun