Mohon tunggu...
Fredy Maunareng
Fredy Maunareng Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bahasa

Menuduh diri sebagai "Pemerhati Bahasa" dari Nusa Laung, Pulau Wetar-Maluku Barat Daya Korespondensi melalui Email : fredy.maunareng@gmail.com | WA : +6281237994030 |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kabar Pendidikan Kita Hari Ini?

2 Mei 2020   11:23 Diperbarui: 2 Mei 2020   20:06 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar di rumah | dokpri

Sayang sekali, masalah klasik seperti keterbatasan tenaga pendidik, prasarana pendukung, termasuk sumber belajar masih sangat jauh dari kata ideal. Kadang seorang guru harus mengajarkan beberapa mata pelajaran sekaligus. Fakta seperti ini tentu bukanlah sesuatu yang ideal untuk dipertahankan.

Pemerintah bermaksud memperbaiki kekosongan semacam itu dengan membuka formasi kebutuhan pada seleksi (calon) Pegawai Negeri Sipil, namun sayang passing grade yang ditetapkan sangatlah tinggi sehingga dari ribuan anak daerah yang mendaftar tidak begitu banyak yang berhasil. Entah ketidaklulusan karena passing grade atau pemanfaatan perangkat tes yang mungkin baru pertama dialami. Entahlah.

Dengan kekosongan semacam itu, mestinya ada terobosan lain untuk segera dilakukan perbaikan. Pemerintah perlu menaruh perhatian khusus dan serius terhadap tenaga honorer. Mereka yang selama ini mengabdi dengan masa depan yang tiada pasti. Honor yang tak menentu tak menyurut mereka untuk tetap berbakti. Semua dilakukan demi masa depan generasi bangsa.

Memang beginilah yang dihadapi ketika membangun konsep mendekatkan pendidikan dengan masyarakat, bukan sebaliknya mendekatkan masyarakat dengan pendidikan. Ketika satuan pendidikan didekatkan dengan masyarakat tanpa infrastruktur pendukung, yang terjadi adalah diparitas sepanjang masa.

***

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, atas instruksi dari pemerintah daerah maka sekolah-sekolah telah diliburkan. Murid disuruh belajar di rumah selama masa pandemi ini. Sayangnya, tidak seperti di perkotaan yang pembelajarannya disajikan secara daring.

Pemerintah juga telah berupaya agar kendala semacam itu tidak terjadi. Penyelenggaraan siaran belajar dari rumah melalui saluran TVRI pun dilakukan. Sayangnya, beberapa daerah tidak mendapatkan saluran TVRI sehingga terobosan itu tak banyak membantu rombongan belajar di pedesaan.

Di sini, murid benar-benar belajar secara mandiri. Orang tua, walaupun terbatas pengetahuan, mereka dituntut menjadi pengganti google bagi murid yang berada di pedalaman. Guru dan rombongan belajar sama-sama sebagai "fakir kuota" (meminjam istilah yang ditulis Kompas Edisi 29 April). Belum ada jaringan internet yang support pelaksanaan pembelajaran melalui daring. Penugasan adalah metode yang paling ideal dipakai.

Lalu, bagaimana dengan prasarana penunjang kelangsungan pelaksanaan belajar dan mengajar dari rumah. Pada bulan lalu, Ruang Guru dapat diakses secara gratis. Tentunya atas support Provider Telkomsel dan Indosat untuk mendapatkan kuota gratis selama 30 hari. Itu bulan lalu saat CEO Ruang Guru, Adamas Belva Syah Devara, masih berada dalam lingkaran istana.

Pangkas Birokrasi Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dalam kondisi saat ini, butuh banyak terobosan untuk kelancaran proses belajar-mengajar yang dilangsungkan dari rumah. Salah satunya dengan Bantuan Operaional Sekolah (BOS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun