Â
Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Pada kenyataannya, perusahaan pasti memiliki beberapa pelanggan yang tidak sanggup membayar atau akan melunasi hutang mereka. Rekening pelangggan seperti itu umumnya disebut piutang tidak tertagih seperti yang telah dibahas di artikel sebelumnya. Piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian atau beban untuk perusahaan.
Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
Tujuan perusahaan menanamkan modal atau dananya pada piutang yaitu:
- Untuk meningkatkan penjualan.
- Untuk meningkatkan laba.
- Untuk menghadapi persaingan
Agar tujuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui piutang terwujud, maka perusahaan harus benar-benar melakukan pengelolaan piutang yang baik sehingga tidak muncul kerugian. Pengelolaan piutang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan Manajemen Piutang.
Tujuan dari manajemen piutang itu sendiri yaitu untuk mengelola dan mengorganisir piutang perusahaan agar semua piutang dapat ditagih dan diterima atau di konversi sebagai kas yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Dengan Manajemen Piutang, selain untuk memastikan bahwa piutang dapat sepenuhnya tertagih juga dapat membantu perusahaan menghindari risiko-risiko kecurangan yang terjadi, antara lain:
- Piutang tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang)
Risiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabiitas ekonomi dan kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
Â
- Piutang tidak dibayarnya sebagai piutang
Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian jika jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
Â
- Keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
Â
- Tertanamnya modal dan piutang
Risiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin besar dan hal ini bisa
mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
Â
Selain itu juga, Manajemen Piutang dilakukan untuk menghindari risiko kecurangan yang terjadi pada piutang, seperti:
- Kegagalan untuk menagih pelanggan
- Kesalahan dalam penagihan
- Kesalahan dalam memasukan data ketika memperbarui piutang usaha
- Pencurian kas
- Kehilangan data
- Kinerja yang buruk
Â
Untuk menghindarkan risiko-risiko tersebut, perusahaan dapat melakukan kegiatan Manajemen Piutang antara lain :
- Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang
- Pengendalian piutang
- Penyaringan langganan
- Penentuan risiko kredit
- Penentuan potongan-potongan ( return )
- Penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penunggak
- Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit
Â
* Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan sumber laba perusahaan yang likuid. Perusahaan perlu melakukan Manajemen Piutang untuk memastikan bahwa piutang perusahaan telah dikelola dengan baik. Manajemen Piutang ini akan membantu perusahaan dalam pengelolaan piutang dan memastikan bahwa semua piutang dapat ditagih dan menjadi kas yang akan menambah laba perusahaan.
Â
Sumber : http://dasar-akuntansi.blogspot.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI